Walk With God - Keep On Believing
Pukul 21:00 tepat hujan mengguyur
kotaku. Seketika ini membuatku takut. Aku mencemaskan tanaman tanaman kecilku
yang baru saja aku tanam, tapi aku juga takut untuk keluar. Suara hujan yang
datang secara serentak itu membuat konsentrasiku terpecah. Aku nggak bisa
menulis lagi dengan baik. Akhirnya aku putuskan untuk keluar, untuk mengamankan
tanaman tanaman kecilku.
![]() |
sumber : stefanikristina.com |
Sejak pukul 13:00 memang awan di
kota tempat dimana aku tinggal sudah menunjukkan gejala mendung, bahkan rasanya
sudah seperti jam lima sore padahal masih pukul satu siang. Hal ini jarang
terjadi, aku pikir hanya mendung tanpa hujan.
Pukul enam hawa dingin mulai
terasa, bau bau tanah khas akan hujan pun tercium. Aku mulai memperkirakan
bahwa nanti akan turun hujan, tapi mungkinkah hujan? Bukannya ini sedang musim
kemarau? Ada apa kok tiba-tiba hujan?
Pukul tujuh malam aku keluar
bersama adikku untuk pergi ke toko di depan jalan gang menuju rumahku. Kami
berjalan kaki. Udara terasa begitu dingin seolah-olah akan turun hujan atau
telah turun hujan. Kami memaki kaos lengan pendek dan juga celana pendek diatas
lutut, baju rumah biasa. Saat pulang dari toko serba ada di ujung jalan,
tiba-tiba gerimis mengiringi langkah pulang kami. Kami berjalan perlahan sambil
menikmati pentol yang kami beli saat perjalanan pulang di dekat toko.
Percakapan kecil pun terjadi
“ Dek, apakah kamu pernah
mendoakan ayah saat malam hari? “ Aku membuka pertanyaan
Adikku menjawab “ hah, hmm “ dia
berusaha menelan pentolnya sebelum bicara sambil mengunyah. “ Hmm.. ya aku
mendoa kan ayah “
“ tapi Tuhan kok nggak jawab doa
kita ya? “ Seketika pertanyaan itu meluncur begitu saja tanpa bisa aku rem dan
aku baru sadar, sebagai kakak tidak seharusnya aku bertanya demikian.
“ Ya nggak bisa begitu cepat lah
Tuhan jawab, sebelumnya aku juga berdoa terus buat ayah tapi Tuhan baru jawab
tahun lalu. Kalau sekarang entah Tuhan jawab kapan, tapi aku tetap berdoa “
Saat ia menjawab pertanyaanku itu
aku memandang wajahnya yang sambil makan pentol. Ku pikir selama ini ia begitu
jahat dan cuek, ternyata ia mendoakan juga untuk ayah kami yang sedang dalam
kesusahan. Lagi-lagi aku kembali bertanya padanya.
“ Tapi aku ragu sama Tuhan, apa
kamu nggak pernah ragu sama Tuhan? “
“ Aku nggak ragu kok, karena
Tuhan itu selalu punya rencana yang Indah. “
Satu jawaban yang membuatku
merenung terus hingga sekarang hujan mengguyur kota ku seolah-olah mengingatkan
ku akan percakapan ku dengan adikku tadi saat kami pergi ke toko. Beberapa hari
yang lalu aku sudah menyerah dengan Tuhan. Tuhan tidak lagi menjawab doa-doaku.
Aku sudah mulai ragu dengan kuasa Tuhan. Beberapa kali aku tidak memperdulikan
lagi apa itu doa, tapi anehnya aku malah senang membaca Alkitab.
Mendengar adikku berkata demikian
aku jadi tersentuh, dan aku ingin kembali percaya pada Tuhan. Kalau beberapa
hari yang lalu aku mikir mungkin ayah di takdirkan ada dirumah saat ini bisa
aku minta tolong untuk membetulkan atap kamarku yang bocor, kali ini mungkin
jawabannya. Hari ini hujan cukup deras dan membuat kamarku kembali bocor. Kalau
kemarin ibuku beralasan atap yang bocor tidak dapat diperbaiki karena tidak
sedang musim hujan, tapi malam ini kan lagi hujan. Jadi kalau sekarang aku
lapor hal ini pada ayah, jadi.. besok ayah bisa betulkan atapku bukan? Lagian
sudah lama aku mengeluhkan hal ini tapi ayah terlalu sibuk, mungkin ini jalan
Tuhan yang indah seperti yang adikku kata kan tadi.
Oke aku akan pergi ke kamar ayah
sekarang juga! ^^ Ahh tepat sekali ketika aku selesai mengetik postingan ini..
Hujan berhenti, meski kemudian hujan kembali datang. Ah dasar hujan.
Mey, SUB 20 Jun 18.
0 Response to "Walk With God - Keep On Believing"
Post a Comment
Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com