Lara Neng Lara
Malam , lagi lagi ku terpaku pada malam.. indah?tidak. Justru malam semu.
Tak ku tahu lagi mana yang baik dan mana yang tak baik. Dalam gelap ku terdiam, ingin ku bersua namun apa daya ku tak sanggup. Ku tak ingin menjadi wanita yang selalu meledak ledak layaknya api, namun ku tak juga dapat menjadi wanita selembut sutra.
Ingin ku terbang jauh, melewati awan, menggapai segalanya, mencari rindu yang sesungguhnya, lepas dari segala lara, beban yang menindih, sudah terlalu berat kurasa, namun.. kemana ku harus pergi?!
Detik demi detik terus berjalan, kaki ini semakin lemas tuk melangkah, ku cari sang Arjuna, namun ia tak kunjung datang, mungkin sebenarnya ia telah datang, sayang.. wajahnya tertutup oleh selendang biru. Tak ku tahu lagi mana rupa yang membohongiku dan mana yang tidak. Sakit? Tentu.
Lara neng lara ..
Hancurnya sebuah impian bisa terjadi hanya dalam waktu beberapa detik saja. Sakitny hati tak bisa berhenti meski hanya sekejap. Aku? Hanya air, tak memilikiapa apa yang dapat aku banggakan. Aku?hanya seorang gadis yang membosankan. Tentu, aku masih gadis karena ku bukanlah seorang ibu.
Lara neng lara..
Rintikan hujan dan air mata ini bercampur menjadi satu. Terima kasih pada sang pencipta mana kala yang telah memberikan lara ini, hai kamu yang selalu mencari dan selalu menyalahkan ku.
Bagaimana pun hati ini ingin bersuara tetap saja, tawa ibu ibu atau tante tante lah yang lebih keras. Mengapa? Karena ku bukan apa apa baginya.
Sakit? Tentu. Namun, sepertinya ku tak pantas tuk sakit hati. Susah bilamana ku harus selalu seperti ini. Sedih? Tentu.
Lara neng lara..
Hai angin mengapa bibirmu begitu mudah bermain kata. Mengapa dirimu begitu pandai bermain rasa? Tak lagi ku tahu betapa kerasnya batu itu bila kita genggam dengan erat.
Lara neng lara..
Carilah sesuatu yang mana baik adanya. Hilangkanla ku dalam kegelapan malam, sejatinya biarkan ku hanyut bersama sang malam bilamana tak lagi ku sanggup tuk berdiri.
Lara neng lara..
Kau punya alasan dan ku punya alasan. Ohh air, beginikah rasanya mana kala kau meliuk dan terhamtam ketebing oleh mana ombak yang membawamu jatuh? Kini ku tahu rasanya, maka sediakan perahu tuk ku. Ingin ku mendayung lepaskan segala rasa.
Jujur tau kah tidak aku tahu, aku hanyalah sebuah games ..
Lara neng lara..
Matur suwon..
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete