Munafik





- Saat kelas 2 SMP, ada seseorang yang pernah dekat denganku. Kami menjalin hubungan selama 1 bulan (re: pacaran). Waktu itu pacaran kami hanya via handphone, apabila kami bertemu aku pasti malu-malu, maklum.. masih SMP, ketemu pacar pasti di ciyeciye-in teman dan kakak kelas (oh ya dia kakak kelasku). Singkat cerita setelah itu kami putus, aku sendiri lupa aku atau dia yang memutuskan, sepertinya aku yang diputusin. Dia tiba-tiba mulai menghilang dan ketika aku mencoba untuk bertanya 'mengapa ia tiba-tiba hilang?' tidak ada jawaban. Yahh simple saja, akhirnya kupikir dia memang minta putus. Putus nyambung semasa sekolah buatku hal yang biasa, lagian aku pun nggak tahan dengan dirinya yang over protectif. Namun ketika kami putus, ada satu kata yang terus tengiang - ngiang hingga saat ini. Ia mengatakan aku munafik. Hmm.. munafik? -

- Suatu waktu ketika aku diperantauanku, aku iseng pergi ke bioskop dan kemudian nonton film yang menarik. Aku bahkan nonton ini dibioskop sampai 2x dan nonton lagi begitu filmnya keluar bolak balik. Setiap orang yang dekat denganku dan menyukai film horor pasti ku sarankan untuk nonton film itu. Film itu judulnya munafik. Film berbahasa malaysia, ku rasa film ini juga dari malaysia. Aku sendiri nggak mencari tahu detail tentang film ini, yang buat aku tertarik film ini berjudul munafik sehingga membuatku semakin penasaran apa arti kata munafik. munafik? -

" Ketika aku ingin tahu sesuatu tapi belum ingin tahu sepenuhnya, maka aku tak akan mencari tahu. Ku tampung semuanya, ketika aku menyerah baru kemudian aku pergi untuk mencari tahu "

- Suatu waktu, aku pun juga sedang jalan dengan seseorang. Beberapa kali ia membahas tentang munafik. Yang kemudian menyentil diriku. Suatu waktu kami pernah bertengkar, aku membuat suatu kesalahan dan dia marah besar. Aku mengakui bahwa aku salah dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Bahkan aku sampai tidak bisa melupakan moment itu. Namun, suatu waktu ketika masalah itu selesai, ia kembali membahas tentang hal ini. Waktu itu ketika kami bertengkar, sejumlah uang yang ada padaku (miliknya tentunya) aku kembalikan, ia berkata padaku untuk membawanya namun tetap ku kembalikan, yang aku pikir waktu itu.. buat apa aku harus membawa uang itu kalau kami sudah berpisah? ia membahas tentang hal ini dan membuatku jadi berfikir.. apa ini yang dinamakan munafik? -

- Beberapa hari ini ketika pikiran itu terus mengganggu ku, aku mulai mencari tahu lewat seseorang, aku bertanya padanya " munafik itu apa sih? " Dulu kupikir orang munafik itu orang yang berkata tidak sebenarnya (re: bisa jadi berbohong) tapi berkata yang seperti apa? berbohong yang seperti apa? aku sendiri tidak tahu. Apa betul semua orang yang berbohong itu munafik? Hmm, dan kudapatkan jawaban " orang munafik adalah yang mulut dan hatinya tidak sama. Mulutnya Ya, hatinya tidak, bisa jadi sebaliknya ". Ketika aku memikirkan ini, aku mencoba menerka, namun aku sendiri takut untuk bertanya " apakah aku juga termasuk orang yang munafik? " -


" Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, ketika aku tahu sesuatu namun belum ingin mengetahui sungguh-sunguh maka aku tidak akan mencari tahu, namun ketika feelingku mengatakan untuk mencari tahu maka aku akan mencari tahu hal itu, sama seperti munafik.. Setelah sekian lama, hari ini aku baru mencoba untuk mencari tahu "

Dan kudapatkan munafik berasal dari Bahasa Arab, dan beberapa ajaram Islami pun muncul dalam hasil pencarian di google ku..sebagai berikut..

munafik
Lalu aku mencoba untuk mencari di beberapa sumber lain, mungkinkah di Alkitab juga menjelaskan tentang hal ini? Karena menurut pemahaman yang aku dapat cerna, kata munafik lebih merujuk pada ajaran agama (re: maksudku berhubungan dengan agama) namun dari apa yang aku dapatkan munafik bisa digunakan secara universal. Jadi, manakah yang benar?

sumber google

Manusia memang mudah sekali menunjuk kelemahan orang lain dan mengabaikan kesalahannya sendiri. Apabila itu yang kita lakukan maka itu artinya kita sama saja bersikap munafik. Karena sesungguhnya, tidak seorangpun yang dapat lepas dari cap munafik karena setiap orang berusaha untuk menampakkan sisi baiknya.

Kemudian aku mendapatkan kata kata yang menarik. Ada beberapa ciri orang munafik dan hampir semuanya atau bahkan semuanya aku pernah melakukannya? Namun pada point akhir aku jadi menjadi lebih sadar bahwa memang selama ini yang dikatakan orang-orang sebelumnya itu benar bahwasanya dirku munafik. Yang menjadi bahan perenunganku adalah, ketika aku sedang berjalan dengan seseorang, suatu waktu aku ingin dia seperti yang aku harapkan namun kadang ia tak bisa menjadi seperti yang aku harapkan. Ketika keinginan itu tak terwujud aku menjadi bertanya-tanya, mengapa dan mengapa? Aku juga tidak mudah untuk percaya dengan orang lain, sehingga aku jadi bertanya-tanya, apakah aku sendiri pantas untuk dipercaya?

Beberapa kali aku merasa gagal untuk mempertahankan suatu hubungan baik dengan pasangan maupun dengan kawan, sehingga kemudian aku jadi merasa selama ini aku terlalu mengikat ketat ikat pinggang orang lain padahal aku sendiri tak ingin orang lain mengikat ikat pinggangku terlalu ketat. Jadi, siapa aku yang terus menerus mencari yang baik pada diri seseorang atau menganggap orang itu selalu salah? 

Dan hari ini, aku kemudian sadar.. Semua manusia itu munafik, termasuk diriku sendiri. Tak ada manusia yang ingin menunjukkan sisi negatifnya, Tak ada manusia yang tak mempunyai ego, dan tak ada manusia yang tak memiliki dosa. Bahkan aku telah beberapa kali kembali menyalipkan Tuhan. Awalnya kupikir semua wanita itu munafik. Bagaimana tidak munafik? Mereka marah kemudian meminta pada pasangannya agar tidak menjadi marah, kemudian mereka melakukan kesalahan dan meminta pasangannya untuk meminta maaf lebih dahulu. Egois. lha kok aku jadi membahas tentang kaum ku sendiri? Ahh tapi sudahlah, akhirnya perenunganku berakhir pada.. Ku akui apa yang selama ini menjadi bahan pikiranku benar, yes I am a hypocrite


NB : Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun. Hanya sebuah tulisan biasa, Sebuah perenungan singkat. Mohon untuk tidak tersinggung saat membaca. Dan aku menulis dengan hati yang damai. Salam, Mey SUB

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Munafik"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel