Cinta Yang Memberi Warna Kehidupan
Siapa yang katakan bahwa hidup ini enak? Tidak. Hidup penuh liku-liku. Siapa pun pasti akan berpendapat sama. Hidup memang penuh liku. Namun dibalik semua itu terdapat arti dan pesan khusus yang akan kita ketahui setelah kita dapat menjalaninya dengan ikhlas.
Akhir 2012 . Tidak terasa waktu begitu cepat berjalan. Sudah satu semester aku bersekolah pada sekolah seni ini. Senang rasanya dapat bersekolah dengan bebas mengekspresikan segala hal dalam bentuk apapun. Tapi siapa sangka pada bulan-bulan berikutnya akan ada hal-hal yang membuat hati yang bagaikan bunga bermekaran layu dalam seketika.
Minggu kedua bulan Januari, aku kembali bersekolah. Perasaan malas akibat terlalu asyik berlibur akhirnya tergantikan juga oleh perasaan senang karena dapat kembali bertemu dengan teman-teman serta guru-guru tercinta.
Waktu seperti berjalan begitu cepat. Bulan Februari , Maret , April , dan Mei berlalu begitu saja. Semua memiliki banyak kisah yang menarik dari setiap warna yang aku lukiskan dalam lembar harian kehidupanku bersama dengan teman-temanku.
Awal Juni adalah pengumuman bagi siswa - siswi SMP yang telah mengikuti Ujian Nasional (UN) . Saat itu aku telah kelas 1 SMA pada sebuah SMA Negeri di kotaku. Ku dengar berita bahwa hasil UN tahun ini tidak sebagus tahun lalu saat tahun kelulusanku. Aku berpikir, bersyukurlah adik-adik kelasku yang saat ini tidak akan terlalu susah untuk masuk ke sekolah negeri yang mereka impikan.
Sebentar lagi akan memasuki bulan Juli. Bulan dimana aku akan kembali menikmati waktu libur selama 2 minggu dan sebelumnya akan menerima rapor untuk hasil prestasi belajarku disekolah selama 1 semester pada semester 2 ini. Rasanya sungguh tidak sabar.
Tapi siapa sangka aku mendapat kabar yang membuat hatiku begitu pilu dan seperti tidak terima? Telah hampir 1 tahun aku bersekolah dengan hasil prestasi belajar yang cukup memuaskan namun kedua orang tua ku meminta untuk berpindah sekolah. Rasanya ini mustahil untuk aku lakukan mengingat begitu banyak kenangan yang telah aku lalui bersama teman-teman ku. Sulit rasanya untuk melepaskan dan pergi begitu saja.
Ah, mungkin ini sudah jalannya aku harus kembali mengulang pendidikan ku . Berpindah sekolah dengan berbagai alasan yang di kemukakan oleh kedua orang tua ku. Alasan-alasan yang sebenarnya positif namun sulit aku terima pada awalnya.
Awal Tahun ajaran baru 2013/2014 . Akhirnya aku kembali mengulang. Aku mengulang dengan rasa kecewa serta tidak terima. Rasanya aku begitu jatuh. Seolah-olah ini merupakan pengalaman yang membuat aku jatuh dan sulit untuk bangkit kembali.
Hampir setiap hari aku menangis di toilet sekolah. Rasanya seperti terlalu berat untuk melepaskan semua hal yang ada pada sekolah lamaku. Aku pun kehilangan teman-temanku. Wali kelas serta teman-teman ku seperti kecewa padaku. Wali kelas yang telah seperti ibu kedua ku merasa seperti kehilangan anaknya. Beberpa kali beliau membujuk Ibuku agar aku tidak berpindah sekolah. Namun keputusan telah dibuat dan aku menerimanya meski terasa berat.
Prestasi belajarku tetap sama dan tidak berubah. Semua aku jalani karena aku memiliki keyakinan bahwa semua adalah terbaik untuk ku. Meski aku melakukannya dengan berat hati namun aku harus terus berusaha agar prestasiku tidak hancur.
Sepertinya hari-hariku tidak lagi terasa berat. Saat itu seorang teman dari sekolah lama ku terus memberikan dorongan semangat untuk ku. Icha namanya. Hampir setiap hari aku dan dia bertelfon dan saling memberikan semangat. Setiap aku menangis, dia selalu berkata bahwa hidup ini terus berjalan meski aku tidak lagi bersekolah pada sekolah lamaku.
Cinta seorang sahabat yang setia membuat aku terus bangkit dari kesedihan . 3 bulan sudah aku menjadi siswi di sekolah baru ku ini. Kini aku menjadi siswi salah satu SMK Negeri di kotaku dengan jurusan Multimedia. Meski begitu aku dan Icha masih selalu berkomunikasi.
Aku bersyukur Tuhan masih memberikan seorang sahabat yang baik. Sahabat yang penuh cinta dan selalu setia mendengarkan setiap ceritaku.
2 Bulan aku terus menangisi kepindahanku sendiri. Namun memasuki bulan ke 3, aku mulai merubah pandangan hidupku. Sahabatku pun masih dengan sabarnya terus menerus menasihati aku agar menerima segalanya dengan ikhlas.
Pandangan ku berubah. Aku tak lagi terus menengok ke belakang karena masa laluku. Banyak kegiatan yang sebenarnya dapat aku ikuti di sekolah baru ku ini. Banyak peluang serta kesempatan yang terbuka bebas untuk ku. Aku juga masih dapat dengan bebas mengekspresikan setiap bakat dan kemampuan yang aku miliki.
Hingga kini aku membuka diriku untuk dunia luar. Aku mulai menerima semua yang ada dalam hidup ku dengan hati tulus dan ikhlas seperti sahabatku yang selalu mendengarkan setiap cerita ku yang tak pernah mengenal waktu dan tempat dengan penuh keikhlasan.
Terkadang hanya dengan cinta dari seorang sahabat , dapat memberi warna dalam hidup. Warna dalam hidup yang dahulu hitam , kini menjadi lebih berwarna. Lembar hidup yang akhirnya dapat terhias dengan berbagai warna yang menarik. Ada biru , kuning , hijau, Jingga, Merah, dan lain-lain.
Jadi apapun permasalahan dalam hidup, Tuhan tidak akan pernah tinggal diam dengan hanya memberikan suatu atau berbagai permasalahan saja. Namun Tuhan memiliki suatu rancangan yang indah pada akhirnya setelah kita mampu melewati setiap liku kehidupan yang Tuhan berikan.
Setiap liku kehidupan adalah bagian dari seni kehidupan. Dan jangan lupa bahwa setiap pengalaman yang kita miliki adalah guru yang paling berharga. Jangan pernah patah semangat atas cobaan yang terasa berat untuk mu. Namun terus percayalah, bahwa Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang indah pada akhir cerita :). Keep Spirit , Never Give Up!! :)
Akhir 2012 . Tidak terasa waktu begitu cepat berjalan. Sudah satu semester aku bersekolah pada sekolah seni ini. Senang rasanya dapat bersekolah dengan bebas mengekspresikan segala hal dalam bentuk apapun. Tapi siapa sangka pada bulan-bulan berikutnya akan ada hal-hal yang membuat hati yang bagaikan bunga bermekaran layu dalam seketika.
Minggu kedua bulan Januari, aku kembali bersekolah. Perasaan malas akibat terlalu asyik berlibur akhirnya tergantikan juga oleh perasaan senang karena dapat kembali bertemu dengan teman-teman serta guru-guru tercinta.
Waktu seperti berjalan begitu cepat. Bulan Februari , Maret , April , dan Mei berlalu begitu saja. Semua memiliki banyak kisah yang menarik dari setiap warna yang aku lukiskan dalam lembar harian kehidupanku bersama dengan teman-temanku.
Awal Juni adalah pengumuman bagi siswa - siswi SMP yang telah mengikuti Ujian Nasional (UN) . Saat itu aku telah kelas 1 SMA pada sebuah SMA Negeri di kotaku. Ku dengar berita bahwa hasil UN tahun ini tidak sebagus tahun lalu saat tahun kelulusanku. Aku berpikir, bersyukurlah adik-adik kelasku yang saat ini tidak akan terlalu susah untuk masuk ke sekolah negeri yang mereka impikan.
Sebentar lagi akan memasuki bulan Juli. Bulan dimana aku akan kembali menikmati waktu libur selama 2 minggu dan sebelumnya akan menerima rapor untuk hasil prestasi belajarku disekolah selama 1 semester pada semester 2 ini. Rasanya sungguh tidak sabar.
Tapi siapa sangka aku mendapat kabar yang membuat hatiku begitu pilu dan seperti tidak terima? Telah hampir 1 tahun aku bersekolah dengan hasil prestasi belajar yang cukup memuaskan namun kedua orang tua ku meminta untuk berpindah sekolah. Rasanya ini mustahil untuk aku lakukan mengingat begitu banyak kenangan yang telah aku lalui bersama teman-teman ku. Sulit rasanya untuk melepaskan dan pergi begitu saja.
Ah, mungkin ini sudah jalannya aku harus kembali mengulang pendidikan ku . Berpindah sekolah dengan berbagai alasan yang di kemukakan oleh kedua orang tua ku. Alasan-alasan yang sebenarnya positif namun sulit aku terima pada awalnya.
Awal Tahun ajaran baru 2013/2014 . Akhirnya aku kembali mengulang. Aku mengulang dengan rasa kecewa serta tidak terima. Rasanya aku begitu jatuh. Seolah-olah ini merupakan pengalaman yang membuat aku jatuh dan sulit untuk bangkit kembali.
Hampir setiap hari aku menangis di toilet sekolah. Rasanya seperti terlalu berat untuk melepaskan semua hal yang ada pada sekolah lamaku. Aku pun kehilangan teman-temanku. Wali kelas serta teman-teman ku seperti kecewa padaku. Wali kelas yang telah seperti ibu kedua ku merasa seperti kehilangan anaknya. Beberpa kali beliau membujuk Ibuku agar aku tidak berpindah sekolah. Namun keputusan telah dibuat dan aku menerimanya meski terasa berat.
Prestasi belajarku tetap sama dan tidak berubah. Semua aku jalani karena aku memiliki keyakinan bahwa semua adalah terbaik untuk ku. Meski aku melakukannya dengan berat hati namun aku harus terus berusaha agar prestasiku tidak hancur.
Sepertinya hari-hariku tidak lagi terasa berat. Saat itu seorang teman dari sekolah lama ku terus memberikan dorongan semangat untuk ku. Icha namanya. Hampir setiap hari aku dan dia bertelfon dan saling memberikan semangat. Setiap aku menangis, dia selalu berkata bahwa hidup ini terus berjalan meski aku tidak lagi bersekolah pada sekolah lamaku.
Cinta seorang sahabat yang setia membuat aku terus bangkit dari kesedihan . 3 bulan sudah aku menjadi siswi di sekolah baru ku ini. Kini aku menjadi siswi salah satu SMK Negeri di kotaku dengan jurusan Multimedia. Meski begitu aku dan Icha masih selalu berkomunikasi.
Aku bersyukur Tuhan masih memberikan seorang sahabat yang baik. Sahabat yang penuh cinta dan selalu setia mendengarkan setiap ceritaku.
2 Bulan aku terus menangisi kepindahanku sendiri. Namun memasuki bulan ke 3, aku mulai merubah pandangan hidupku. Sahabatku pun masih dengan sabarnya terus menerus menasihati aku agar menerima segalanya dengan ikhlas.
Pandangan ku berubah. Aku tak lagi terus menengok ke belakang karena masa laluku. Banyak kegiatan yang sebenarnya dapat aku ikuti di sekolah baru ku ini. Banyak peluang serta kesempatan yang terbuka bebas untuk ku. Aku juga masih dapat dengan bebas mengekspresikan setiap bakat dan kemampuan yang aku miliki.
Hingga kini aku membuka diriku untuk dunia luar. Aku mulai menerima semua yang ada dalam hidup ku dengan hati tulus dan ikhlas seperti sahabatku yang selalu mendengarkan setiap cerita ku yang tak pernah mengenal waktu dan tempat dengan penuh keikhlasan.
Terkadang hanya dengan cinta dari seorang sahabat , dapat memberi warna dalam hidup. Warna dalam hidup yang dahulu hitam , kini menjadi lebih berwarna. Lembar hidup yang akhirnya dapat terhias dengan berbagai warna yang menarik. Ada biru , kuning , hijau, Jingga, Merah, dan lain-lain.
Jadi apapun permasalahan dalam hidup, Tuhan tidak akan pernah tinggal diam dengan hanya memberikan suatu atau berbagai permasalahan saja. Namun Tuhan memiliki suatu rancangan yang indah pada akhirnya setelah kita mampu melewati setiap liku kehidupan yang Tuhan berikan.
Setiap liku kehidupan adalah bagian dari seni kehidupan. Dan jangan lupa bahwa setiap pengalaman yang kita miliki adalah guru yang paling berharga. Jangan pernah patah semangat atas cobaan yang terasa berat untuk mu. Namun terus percayalah, bahwa Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang indah pada akhir cerita :). Keep Spirit , Never Give Up!! :)
0 Response to "Cinta Yang Memberi Warna Kehidupan"
Post a Comment
Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com