Minggu Yang Biasa



Minggu yang berlalu seperti biasa. Rutinitas yang terus berjalan seperti apa adanya dan selalu sama seperti sebelum-sebelumnya. Bangun pagi, mandi, makan (jika tersedia), lalu mengeluarkan sepeda motor dan pergi ke kampus untuk belajar musik yang menenangkan hati serta pikiran. Musik tradisional Karawitan yang terdiri dari Bonang,Kendang,Demung,Saron,SaronPenerus,Slentem,kethuk,kempyang,Kenong,Kempul,dan Gong. Semua alat musik yang banyak namun kembali menjadi satu kesatuan,yang di padukan dalam satu irama, menghasilkan keindahan.

Seperti yang lalu aku menjalani semua ini seperti biasanya. Jalan yang aku tempuh untuk berpergian pun juga sama tidak ada yang berbeda. Mungkin sekali waktu aku membelokkan arah untuk mengetahui hal lain. Namun semua itu jarang terjadi. Aku yang kini akan beranjak pada usia yang ke 16 tahun semakin rasa ingin tahu ku besar. Ingin aku cepat-cepat berlalu melewati 112 hari yang ada ini dengan cepat. Ingin aku bangun di pagi hari dengan senyum yang merekah karena tepat hari itu adalah hari yang ku nanti. Namun sayang, hari itu masih terlalu lama untuk ada.

Aku tahu akan suatu hal bahwa aku telah melakukan suatu kesalahan besar dengan terus bersama dia yang tidak seharusnya bersama aku. Aku tahu aku seharusnya tidak melakukan semua ini.Namun entah dorongan apa aku melakukan semua ini, semua yang meanggar aturan dan semua yang tidak seharusnya terjadi.Aku tahu aku salah,tapi aku tidak dapat berhenti untuk terus melangkah.

Masih aku ingat akan waktu yang telah kita,aku dan dia lakukan bersama. Aku tidak tahu apa dia juga melakukan hal yang sama dengan kekasihnya? Aku juga tidak tahun semua ini akan terjadi, Sebelunya belum pernah aku bayangkan akan bersama dia yang telah menjadi milik orang lain.Seharusnya aku melakukan langkah untuk mundur dari semua itu.Namun aku masih saja terus untuk berdiam diri dan mengukir makin banyak kenangan bersama dia.

Tak aku inginkan sebuah hubungan yang mengikat karena aku masih terlalu takut akan komitmen. Namun tak ku pungkiri juga aku menginginkan status yang lebih agar aku bebas untuk melakukan apa yang ingin aku lakukan.Ingin aku menyentuh tangan nya,namun aku takut.Aku takut karena aku bukan siapa-siapa dia.Karena aku hanyalah orang lain untuk dia. Aku hanya seorang teman untuk dia.Jadi tidak selayak nya aku mengharapkan lebih dari dia.Tapi bagaimana dengan perasaan ini?Bisa kah semua tertutup begitu saja?

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Minggu Yang Biasa"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel