Sebuah Kebebasan







Sore ini aku bertanya-tanya akan sebuah arti kebebasan. Apalagi arti sebuah kebebasan kalau kita masih merasa terkekang dalam satu ruang? Kadang aku merasa aku tak berada dalam satu ruang itu. Aku berada pada sebuah lorong dimana ada orang orang yang memasukkan ku dalam lorong itu namun tak mengizinkan ku untuk keluar dalam lorong tersebut. Seolah-olah aku berjalan sangat panjang untuk mencari titik temu namun sebenarnya pintu-pintu itu terkunci. Jadi, sebenarnya aku diizinkan untuk pergi atau tidak?

Hari ini aku merasa terluka, lagi-lagi aku merasa tersakiti. Bukan karena laki-laki tak bertanggung jawab seperti yang selalu orang tua ku khawatirkan, namun ini karena mereka yang selama ini aku rasa telah mengekangku. Tak bisakah sekali saja mereka mengerti apa yang aku ingini dalam dunia ini? Egois kah ketika aku meminta untuk dimengerti? Apakah selama ini sikapku juga telah melukai hati mereka? Lagi-lagi inginku bertanya pada rumput yang bergoyang, andaikan..

Lagi-lagi aku mencoba untuk tersenyum, memanipulasi perasaan yang ada untuk berhadapan dengan orang lain. Bukan, dia bukan orang lain, hanya saja aku.. Aku merasa bersalah kalau harus aku luapkan perasaanku padanya, pada dia yang tak bersalah. Haruskah aku timbun dahulu perasaan ini kemudian berpura-pura seolah-olah duniaku baik-baik saja kemudian entah sampai kapan waktu itu akan datang saatnya perasaan ini meluap? Aku rasa itu tak baik. Jadi.. bagaimana?

Disaat seperti ini yang aku inginkan adalah berdiam diri, sendirian. Sebisa mungkin tak ku ingin ada orang lain yang menggangguku, namun terkecuali dia kekasih hati.. sedikit pelukan darinya dapat membuatku merasa.. nyaman? 

Ada saat dimana aku ingin pergi dari tempat tinggalku, meninggalkan kehidupanku saat ini. Tapi aku takut, aku ragu tak bisa bertahan seorang diri. Aku benci dengan perasaan ini, perasaan dimana saat ini aku ingin sendiri tak terganggu oleh suara-suara bising tapi nggak bisa, aku bukan makhluk individual yang tinggal di antah berantah tanpa orang lain disekitarku. Aku cuma makhluk sosial yang bahkan tidurpun aku tak bisa sendirian, meski aku menginginkannya! Huaaaaaa! Aku benci.

Ada saat saat tertentu aku ingin meluapkan emosiku dengan mengeluarkan air mata namun tak bisa aku lakukan karena takut dengan persepsi orang lain yang tinggal bersamaku. Mereka pikir hal hal yang membuat aku sedih adalah orang lain di luar sana atau orang lain yang sedang dekat denganku, tapi mereka nggak bisa mencoba untuk koreksi diri kembali, ini semua karena merekaa!!!

Aku lelah namun masih mampu untuk bertahan -- 4:59 10/24/18

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sebuah Kebebasan"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel