Pagi Yang Buruk di Hari Kedua Tahun Baru

Manusia tuh bebas memilih sebenernya, bebas mau milih jalan apa, misalnya mau ke kanan ya silahkan, mau ke kiri ya silahkan. Tapi  jangan lupa kalau setiap pilihan maka akan ada resiko yang harus diterima. Semua keputusan yang kita buat tentunya haruslah kita pertanggung jawabkan.


Awalnya aku juga berat untuk memutuskan suatu pilihan, setiap diharuskan memilih aku selalu ragu, apakah keputusan ini sudah benar? Apakah jalan yang aku ambil tidak salah? Apakah nantinya aku tidak akan menyesalinya? Haruskah aku kembali kemudian berjalan lagi? Semua menjadi keragu raguan dan kekhawatiran bahwa suatu saat aku akan menyesali keputusan yang sudah kuambil. Tapi.. apabila kita tidak mencoba justru akan menjadi sebuah penyesalan lagi ' kenapa ya kok nggak aku coba dulu? ' dan akhirnya pertanyaan mengapa dan kenapa bermunculan terus dan berujung menjadi penyesalan dengan diri sendiri. 


Hmmm... nggak ngerti deh kenapa awal tahun malah nulisnya nggak jelas gini, padahal ini masih awal Tahun, orang lain pada tulis yang happy happy aku malah nulis nggak jelas kek gini. Tapi ya sama kayak perasaanku saat ini sebenernya yang lagi 'nggak jelas'. Disatu sisi aku menyesal, disatu sisi aku nggak begitu menyesalinya. 


Kalau bisa memilih aku pengen jadi orang yang bisa mengerti dengan dirinya sendiri, bisa menjadi pribadi yang bisa memutuskan untuk dirinya sendiri, membuat keputusan tanpa penyesalan, nggak selalu menyalahkan diri sendiri, dan bangga akan dirinya. Aku ingin seperti itu, tapi bagaimana?


Aku nggak bisa terang terangan menjelaskan bahwa aku tidak suka, karna aku takut nantinya ia pikir aku ini adalah tukang atur, suka seenakku sendiri. Tapi disisi lain aku nggak suka dengan caranya, selalu lebih percaya pada orang lain dan gak memedulikan apa yang aku katakan. Dikiranya orang disini cuma mendongeng? Tapi kadang aku berpikir mungkin cara menyampaikanku yang salah? 


Entahlah,,


Aku marah pada diriku sendiri mengapa aku jadi pribadi seperti ini? Kenapa aku harus mejalani kehidupan yang seperti ini? Semakin aku mempertanyakan pertanyaan itu hanya akan memenuhi pemikiranku. 


Intinya, aku benci nggak didengar, aku benci kalau dia lebih percaya orang lain. Aku nggak suka ketika dia mencoba sesuatu yang menurutku nggak perlu di coba. Aku benci didebat, aku nggak suka kalau nggak diabaikan, dan pikiranku selalu kemana mana setiap ia mencoba hal baru didunia maya tanpa menanyakan dahulu padaku.


Lagian, aku juga ga ngerti apakah keputusan ini sungguh layak untuk diambil? 


30/12/20 dia bilang kalau nggak pegang hp sama sekali, hpnya ketinggalan dirumah, padahal jam 09 lewat 50 dia ada telfon dengan orang lain, ada panggilan tak terjawab pukul 08 lewat sekian, tapi pesanku yang pukul 07 pagi katanya tak terbaca. Baru setelah aku tanya dia jawab dia bawa HP tapi HPnya ditaruh di tas ia nggak sempet lihat.


Justru baru pukul 08 malam lewat dia baru memberi kabar bahwa dia ada keperluan.


Hari ini tiba-tiba dia berulah tanpa jelas login daftar aplikasi yang menurutku nggak guna, ketika kukatakan bahayanya dia bilang aplikasi itu terpercaya karena rekomendasi saudaranya. Entahlah rasanya aku jadi semakin malas dan nggak bisa lagi percaya dengannya. Apakah aku harus mengakhiri semua ini saat ini?


Sudah terlalu banyak problem yang nggak terselesaikan. Liburan juga terasa hambar. Sudah berapa minggu terlewat kita nggak pernah keluar kini alasannya sakit. Padahal aku yakin kalau saat ini ada yang memberinya kabar dari pihak luar pasti dia akan berangkat saat itu juga. Rasanya untuk kedepannya hatiku bakalan terus terusan sakit hati apabila aku lanjut, ini menurut pemikiranku. Entah bagaimana Tuhan nantinya akan mengaturnya.


Kalau memang hubungan ini nggak harus dilanjut, biarlah usai saat ini juga. Aku nggak peduli nantinya aku akan menikah atau tidak, yang penting aku nggak ingin tersakiti. 


anw, Tahun baruku biasa aja. Nggak ada spesial spesialnya sama sekali. Nggak kemana mana, hambar, dan nggak berkesan. Aku rasa 2021 ini nggak akan jadi tahun yang menarik. Aku rasa seperti itu. Entahlah aku capek.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pagi Yang Buruk di Hari Kedua Tahun Baru"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel