Kopi dan Cerita Yang Nikmat
Suasana
sore hari disebuah kota pahlawan duduk aku bersama sang empunya warung. Ku
sapukan pandanganku kesekeliling, cukup sepi, ku hirup kopi ku yang panas
‘hmmmm..’ cukup nikmat untukku dengan suasana yang cukup mendukung meski bukan
kopi buatan café terkenal atau peracik handal namun kopi hangat ini membuat
hatiku nyaman.
Ku
nikmati kopi itu sembari ku membaca sebuah buku yang ku bawa dari rumah. Isinya
tak semua bisa ku tangkap, namun dari pada berlagak yang lain masih lebih baik
bila aku berlagak membaca meski tak kutahu apa yang tengah ku baca.
Syukur-syukur masih buku filsafat yang ku bawa bukan sebuah buku yang berbahaya
atau berkategorikan dewasa.
‘drrr..drrr..’’
hp ku bergetar, sebuah pesan masuk, dari orang yang cukup penting namun sebelum
sempat ku membuka sandi ada suara lewat dan singgah sebentar dalam telingaku.
Tak ku sengaja ku mendengar sebuah percakapan singkat dari orang yang duduk di
belakangku. Dua orang perempuan, ups..
mungkin wanita bukan perempuan lagi karena bukan lagi ABG. Sekiranya mungkin
dua wanita tersebut adalah mahasiswi atau seorang karyawan.
“
Bila kamu memiliki seorang kekasih, kemudian kekasih mu memiliki mantan nih..
kekasih mu bilang ia tak lagi sayang dengan mantannya, namun kamu tahu bahwa di
hpnya terdapat beberapa pesan dan juga ucapan dari sang mantan, menurutmu
apakah kekasihmu itu benar-benar telah melupakan mantannya? “ Tanya wanita satu
pada temannya. ( sebut saja wanita A dan wanita B )
“
hmm.. entahlah, contoh sederhana gini ya li.. aku dan Eon, aku benar-benar
sayang dan juga menghargainya, bahkan nih garskin yang aku pake di hp ini kan
bukan barang yang mahal tapi tetap aku simpan dan aku gunakan, kenapa? Karena
aku masih menyayanginya. Beda dengan Eon, meski Eon kini telah banyak berubah
dan tak menghargaiku meski barang sekecil apapun itu tapi biarlah toh suatu
saat nanti akan ada waktunya dimana ia dapat menjadi dewasa dan tau bahwa
disini ada aku yang menyayanginya. Tapi okelah aku jawab ya, kalau menurutku
sih bila kekasihku begitu berarti ia masih mencintai mantannya. Namun gini,
kita jadi orang jangan berburuk sangka dulu lah..” Jawab temannya dengan penuh
keyakinan dan suara yang cukup mengesankan (bagiku)
“
Hmm gitu, ya menurut ku juga begitu, apalagi kita kan cewek kalau kita pikir
pasti akan kea rah sana.Ya.. kamu benar ga boleh berprasangka buruk terhadap
orang lain. Tapi kalau persoalannya lain bagaimana? Misal ada fotonya bersama
mantannya yang masih tersimpan di sosial media aktif milik mantannya kemudian
kekasihmu juga masih menyimpan beberapa screencapt chat saat bersama mantannya
dan juga foto bersama mantannya meski kejadian itu telah lama, mungkinkah itu
hanya kebetulan belaka? “ Tanyanya dengan suara yang semakin pelan.
“
Aduh li, ini kisahmu kah? “ Kata teman si ‘li’ sambil menggoda
“Ahh,,
ayolah jawab dulu.. aku kan hanya bertanya.” Katanya merajuk
“Oke,
kalau menurutku sang kekasih yang kamu maksud pasti masih menyimpan perasan
dengan mantannya. Namanya manusia sudah wajar bila berkilah seperti itu,
menyatakan bahwa ia tak lagi memiliki perasaan dengan seseorang, namun belum
tentu kemudian ia memang benar-benar telah melupakan seseorang tersebut. Benar
tidak? Ha? “
“
Ya, aku tahu, perasaanku juga mengatakan demikian. Untuk itu aku tidak terlalu
yakin dengannya. Awalnya aku pikir ia memang benar-benar telah melupakan
seseorang yang pernah singgah dihatinya, tapi aku nggak nyangka juga kalau ia
masih menyimpan seluruh kenangannya bersama sang mantan..” Akhirnya sang wanita
‘li’ mengaku ‘ hehe, kataku dalam hati sih’
“
Nah tuh kan itu pasti kisahmu. Sudah kuduga dari awal. Oke, gini deh.. Kamu
sudah biasa saja. Menurutku kekasih mu cukup pengertian. Meski kalian masih
tinggal daerah komplek Pulau Jawa namun aku yakin bahwasanya kekasih mu itu
benar-benar menyayangimu. Mungkin memang benar ia masih belum bisa melupakan
sang mantan, mungkin juga kini ia tengah membuka hatinya untuk mu agar kamu
dapat masuk dan menggantikan posisi sang mantan. Jadi sekarang kamu biasa aja
deh. Tunggu, kamu pernah denger ga ada sebuah kisah cinta yang dahulunya semasa
pacaran si cewek sayang sekali dengan cowoknya kemudian seusai menikah, justru
perasaan itu kian pudar. Ada lagi kisah lain sang cewek atau cowoknya tidak
memiliki perasaan yang begitu membuncah, namun ketika mereka menikah, justru
perasaan itu kian tumbuh seiring berjalannya waktu dan usia pernikahan mereka.
Jadi saran ku sih kamu biasa aja sekarang. Tidak terlalu cinta dan tidak juga
benci. Ingat, satu hal yang terpenting adalah kamu tidak macam-macam ketika tak
bersama dengannya. Meski ia tak ada disampingmu, namun kamu tetap berjalan
lurus. Kalau memang ia mau mendua, biarlah. Toh juga ada karma. Kamu ingat saja
saran ku itu. Btw, kopinya enak “ Kata teman wanita penanya
Aku
jadi teringat akan kopiku, dan ku hirup kembali kopi hangat ku kemudian aku meneggakkan
kepalaku yang sedari tadi menunduk berpura-pura membaca. Wah tak terasa kopiku
sudah mulai dingin. Waktunya aku beranjak tuk pergi. Berlama-lama disini aku
justru malah menguping, bukannya menguping itu tak baik? Tapi aku jadi
membayangkan, bagaimana bila benar kisahku seperti itu nantinya? Apakah
mungkin? Ah,, setiap orang kan memiliki jalan masing-masing dalam segi
kehidupan dan juga percintaannya. Belum tentu apa yang aku dengar ini akan sama
jalan ceritanya dengan apa yang nantinya akan aku alami. Sekarang aku masih
focus dalam mencari rezeki untuk bertahan hidup. Bukan bertahan untuk mencapai
gaya hidup namun bertahan untuk hidup. Ada banyak hal yang ingin aku capai, dan
untuk mencapai semua itu diperlukan waktu dan juga tenaga yang harus benar-benar
ekstra untuk aku kerahkan.
Akhirnya
kupakai kembali jaket ku, ku kemasi setiap barang dan juga ponselku, kemudian
ku bayar harga satu cangkir kopi yang memberikan kenikmatan bagiku. Satu yang
kurenungkan saat duduk disini sebelum ku dengar perbincangan tersebut, bilamana
ada kopi yang enak dengan harga yang pas dikantong, buat apa aku harus pergi
memaksakan diri hanya untuk menikmati secangkir kopi di sebuah tempat ternama
dan berkelas sedangkan kantongku tak cukup untuk membeli barang satu cangkir
kopi saja. Bukankah itu namanya memaksakan diri dan tak bersyukur atas berkat
dan karunia dari Tuhan, Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta, Maha Pengasih dan juga
Penyayang? Bersyukur aku lahir dari keluarga sederhana, aku memang tak
mempunyai apa-apa, namun aku yakin bahwa nantinya aku akan mempunyai sesuatu
yang dapat dibanggakan, sesuatu yang bersumber dari hasil kerja keras dan juga
keringatku.
Ku
langkahkan kakiku keluar dari warung dan dalam hati ku berkata mungkin nanti
aku akan sering-sering kemari bila suasana mendukung.
0 Response to "Kopi dan Cerita Yang Nikmat"
Post a Comment
Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com