Kapan Nikah?

“ Kapan Nikah?”

Suatu pertanyaan yang paling sering ditanyakan ketika kita berkumpul dengan keluarga ataupun bertemu dengan handai taulan dalam sebuah acara. Beberapa mungkin bakalan sensi dengan pertanyaan ini, atau mungkin bisa menanggapinya dengan santai. Namun, pasti semua orang yang diberi pertanyaan seperti itu akan berharap mereka “sipenanya” tidak menanyakan hal itu.



Dear Netijen +62,

Saat ini usaiku menginjak 20 + 2 tahun lebih beberapa hari karena baru bulan ini berulang tahun atau kembali ke tanggal lahir haha. Di satu sisi ngerasa aduh kok sudah tua yaa tapi disisi lain mikir ini mungkin usia awalanku untuk mencari ‘sesuatu’. Di usia ini banyak hal tentu bisa terjadi daripada aku harus berkutat memikirkan pertanyaan sanak keluarga tentang ‘kapan nikah?’

Sabtu lalu tangga 8 Februari 2020 aku bertemu dengan seorang teman yang sudah lama kami tak berjumpa, saat makan malam kami berbicara mengenai topic yang sedang saya tulis saat ini yaitu suatu pertanyaan yang akan menjadi perbincangan hangat “kapan nikah?” temanku mengatakan, saat ia diusiaku saat ini, 20+2 tahun, ia selalu ditanya oleh keluarga mengenai hal yang sama, dan topic pembicaraan kawan-kawannya pun seputar tentang ‘kapan lulus, dan kapan mereka bisa menikah’ sedangkan temanku merupakan orang yang memiliki pemikiran bahwa usia saat ini merupakan masa produktif yang tidak harus buru-buru untuk menikah.

Disatu sisi aku cukup setuju dengan pendapat temanku, aku pun memikirkan hal yang sama. Meski sempat aku berpikir untuk  tidak ingin menikah. Entah mengapa rasanya suatu ‘ pernikahan ‘ itu adalah sesuatu yang menakutkan untukku. Jujur aku nggak berani, tidak mungkin hanya aku yang belum siap saja atau aku belum menemukan pendamping yang dapat membuatku yakin bahwa ‘menikah itu akan baik-baik saja kok’ atau ‘menikah itu tidak semenakutkan seperti apa yang aku bayangkan’.

Untuk saat ini aku pikir menikah merupakan suatu proses dimana diperlukan persiapan yang cukup matang, dan aku rasa butuh waktu berbulan bulan untuk mempersiapkannya bukan hanya sekedar menikah saja.

Ketika sudah menikah kita bukan lagi perempuan yang single lagi dan banyak hal yang nantinya akan aku pikirkan. Untuk itu aku belum siap untuk semua hal yang rumit ini. entah aku yang belum siap ataukah aku belum menemukan orang yang tepat?

Beberapa temanku ada yang sudah menikah, dikelasku saja sudah 5 orang yang menikah dan 2 orang yang sudah dikaruniai anak, kemudian dari teman-teman sekolah dahulu juga sudah banyak yang menikah ataupun tunangan. Sedangkan aku masih melalui sebuah proses untuk jatuh kemudian bangun lagi. Suatu waktu kawan SD ku berkunjung kerumah untuk mengantarkan kartu undangan nikahnya dan ia berkata ‘setiap orang punya jalannya masing-masing fan, mungkin saat ini waktumu, waktuku nanti juga ada’ namun dalam hati aku bertanya ‘mungkinkah Tuhan?’
Aku nggak ingin berharap lagi kapan nantinya aku menikah, ketika berulang kali aku jatuh dan bangun dalam lubang yang sama (sebenernya bukan berulang kali tapi 2x) aku sudah tidak ingin lagi kembali berharap.

Sebelumnya aku menjalin suatu hubungan yang aku pikir kami bisa sampai ke pelaminan, sayang akhirnya kami putus. Kemudian aku menjalin hubungan lagi dengan orang lain setelah bertahun-tahun sendiri kemudian aku menemukan orang yang mampu membuatku kembali nyaman dan bahagia, tapi kemudian aku kembali menjadi stress dan tak bisa lagi bahagia. Awalnya aku pikir dia akan menjadi terakhir untukku namun banyak sekali hal yang tak bisa membuat kami menjadi satu dan bersama.

Mungkin sudah nasibku menjadi nomor kesekian dalam suatu hubungan, terlupakan dan tak perlu diingat. Aku yang pemarah juga mungkin menjadi penyebab tak pernah bisa lama ketika menjalin hubungan. Ah sudahlah, kedepannya aku Cuma ingin sendiri dahulu, kalaupun memang aku ditakdirkan untuk menikah aku harap Tuhan akan mempertemukan aku dengan orang yang seiman. Jujur aku sudah capek jalan dengan yang beda.

Oh ya, kembali ke 'kapan nikah?' mudah-mudahan kedepannya orang orang tidak akan membahas hal yang sensitif seperti itu. Mempertanyakan 'kapan nikah' untuk sebagian orang bukanlah hal yang menyenangkan, ataupun ketika itu hanya sebuah topik diskusi dengan teman, mohon hargai pendapat teman lain yang memang ia belum siap untuk menikah. Karena percayalah setiap orang memiliki alasan masing-masing 'mengapa mereka belum ingin menikah atau tidak ingin menikah'

Aku pribadi tak ingin menikah karena bagiku kalau semua dengan egonya ingin menikah kemudian menambah keturunan apakah nantinya semuanya bisa terpenuhi? biaya rumah tangga dan anak itu tidaklah sedikit. Mungkin karena keluarga juga menjadi alasan aku takut untuk menikah. Aku bukan dari keluarga yang cukup sehingga setiap harinya 'keuangan' menjadi hal yang harus aku pikirkan. Apabila aku tidak bekerja maka aku tidak bisa melanjutkan sekolah dan mencukupi kebutuhan hidup. Beda dengan anak lain yang sekolah pun mereka tak perlu memikirkan biaya bagaimana harus mencarinya.

Selain itu aku juga dilahirkan dari orang tua yang mana ibuku berusia muda saat ia menikah sehingga ia selalu merasa bahwa memiliki anak adalah suatu hal yang membuat kebahagiannya hilang. Sedih, tapi gimana lagi ini sudah jalanku. Ya disyukuri saja karena dulu aku nggak keburu untuk menikah, ternyata menikah tak semudah yang aku bayangkan. Siapa tahu nantinya ketika aku sudah menikah bisa saja aku menyesalinya karena mentalku belum siap? Jadi lebih baik aku saat ini seperti ini dahulu.

Bersyukurlah untuk kalian yang telah menemukan jodoh dan please jangan menghakimi orang lain yang belum menikah.

Suatu waktu ada temanku mengatakan begini padaku, ' stefani kalau nikah nunggu orang yang mapan dulu, soale dia bisa mbedain mana honda brio dan mana honda beat ' jujur diwaktu itu aku sempet loading ''apa itu honda brio dan honda beat" dan akhirnya aku tahu maksudnya adalah aku tipe orang yang bisa menilai mana orang yang memiliki mobil dan mana yang memiliki motor. Dalam hatiku langsung sedih.

Untuk orang yang tak begitu bisa menilai orang lain, tolonglah jangan asal menghakimi orang lain. Ada banyak alasan lhoo kenapa beberapa orang memilih untuk tidak menikah. 

Bersyukur saja untuk kalian yang sudah menikah, doakan kawanmu yang belum menikah agar ia bisa memiliki jalan yang sama denganmu, segera..

- SKP

Berlangganan update artikel terbaru via email:

5 Responses to "Kapan Nikah?"

  1. Replies
    1. Iyaa santai donk ^^ btw, siapa ni? salam kenal..

      Delete
    2. Hi salam kenal. Aku pembaca blogmu sejak kelas 1 smk. kalau gak salah kita sumuran. Kisahmu yang pindah dari sma ke smk menginspirasiku yang dulu merasa menyesal masuk smk jadi semangat lagi. Terima kasih ya sudah membagikan kisahmu di blog ini. Aku dulu kaget pas kamu kuliah di Ponorogo soalnya deket rumahku di Madiun. Tapi sayangnya aku kuliah di Jember sekarang. jadi kita jauhhh.

      Delete
    3. HALLO..sorry aku baru buka blog di dekstop jdi baru baca komentar",, hehee cerita yang mana ya aku sudah lupa ;) habis kadang suka asal sesuai mood kalo nulis :.) tapi seneng kalo emang mengispirasimu.
      Aku skrg sdh ga di Ponorogo ;) semoga kita bisa bertemu bila ada kesempatan. kabari aja via email kalo main ke surabaya,

      stefanikristina@gmail.com

      Stefani ;)

      Delete
    4. oh yaa lancar kuliahnya yaa .. :D

      Delete

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel