Ringkasan Leonardus Benjamin Moerdani


Nama               : Leonardus Benjamin Moerdani
Lahir                : Cepu, 2 oktober 1932

sumber internet


Anak ke-3 dari pasangan : Raden Gerardus Moerdani Sosrodirdjo dan Jeanne Roech.

Moerdani dan Jeanne dikaruniai 10 anak


1.      Sandy

2.      Harry

3.      Benny

4.      Sri Noerna

5.      Anima

6.      Biediati

7.      Julia

8.      Haroen Moerjanto

9.      Moedjono

10.  Bambang Moersito


Menurut adik perempuan Benny, Maria Sri Noerna Sidharta pada Tempo September 2014 ayah mereka bekerja di Nederland Indische Spoorweg Maatchappij, Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda.

Benny memulai menjadi tentara saat ia berumur 13 tahun katanya yang dikutip saat diwawancarai Tempo, Desember 1988 “ saya kepept dan ikut-ikutan nyerbu. Waktu keadaan reda, saya sadar bahwa saya ada di halaman markas itu, memegang senjata Arisaka, bedil buatan Jepang “, saat itu Benny masih pelajar kelas 1 SMP Negeri IV di Banjarsari.

1951 Benny menempuh pendidikan di Pusat Pendidikan Perwira Angkatan darat di Bandung.

April 1952 Benny lulus menjadi perwira remaja- setelah itu ia menjalani pendidikan sebagai calon Infanteri.

4 Juni 1962 terjadi perang di Irian Barat yang dipimpin oleh L. Benny Moerdani

2 Oktober 1989 diresmikannya Tuju Benny di Kampung Kuprik, Distrik Tanah Miring – Sekitar 20 kilometer dari Merauke. Didirikannya untuk mengenang keberhasilan Operasi Naga dalam merebut Irian Barat dari tangan Belanda.

12 Desember 1964 Benny menikah dengan Hatini, mantan pramugari kepresidenan.

SEROJA, FLAMENGO, HINGGA KOPI TIMOR – Leonardus Benjamin Moerdani merupakan bidan utama ahirnya Provinsi Timor Timur. Melalui Operasi Seroja, ia mengirim tentara dan senjata, Ia pun tak langsung lepas tanan ketika pasukan Indonesia bersama orang-orang pro-Indonedia, menang. Benny memikirkan perekonomian provinsi bungsu Indonesia ini – Saat itu – dan terus mengawasi erkembangannya. Dia kecewa saat rakyat Timor Timur memutuskan merdeka dari Indonesia pada 1999.

Menurut temannya melalui wawancara dengan Robby Sumampouw atau Roby Kethek, Benny adalah orang yang serius dalam menjalani tugas Negara, Benny all-out. Hidup dia untuk Merah – Putih.

Benny Moerdani dituding Anti Islam, namun hal ini dibantah leh Teddy Rusdy (bekas Perwira Pembantu VII Staf Intel Hankam) Menurutnya Benny beragama Katolik namun keluarganya lebih mengutamakan persatuan dan kebersamaan. Apalagi bapaknya muslim dan kakeknya ulama besar di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Letnan Jendral Marirnir Purnawirawan Nono Sampromo, bekas ajudan Benny ia pun memiliki pandangan yang sama katanya, “ Dia (Benny) membantu membangun masjid lebih banyak ketimbang membantu pembangunan gereja” Menurutnyapun Benny lebih dekat dengan kalangan Islam, Ia lebih sering berkunjung ke pesantaren dan sangat dekat dengan Kiai As’ad Syamsul Arifin, pemimpin pesantren di Situbondo, Jawa Timur.

--

Pagi, Kamis 4 Oktober 1984 Terjadi ledakan kantor cabang Bank central Asia (BCA) di Jalan Pecenongan, Jakarta Barat. Pukul 09.15 Bom diledakan di kantor dua lantai tersebut. Dari laporan beberapa karyawan diketahui ada orang mencurigakan yang diduga pelaku-terluka dan terjebak di kamar mandi.

Pelaku, lelaki tak dikenal tersebut ditemuka dalam kondisi bertelanjang dada, beberapa bagian anggota tubuhnya terluka parah. Sejumlah saksi mengatakan, sebelum ledakan, ia meninggalkan bungkusan yang dibalut ketas semen di salah satu sudut kantor. Lelaki tersebut diketahui bernama Jayadi. Dari Jayadi diketehui bahwa BCA dijadikan target lantaran ban milik Liem Sio Ling itu dianggap sebagai symbol dominasi ekonomi Cina di Indonesia.

Berselang 6 menit dari bom pertama, datang laporan ada bom lagi meledak di kantor cabang BCA di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat. Karena ledakan kedua itu 7 orang mengalami luka berat dan 7 orang luka ringan.

Hampir dalam waktu bersamaan, tak jauh dari BCA Gajah Mada, bom ketiga meledak di kompleks pertokoan di Jembatan Metro, Glodok. Seorang pemilik toko, Go Chi Hin (42 tahun) dan seorang anggota satuan pengamanan bernama Effendi ditemukan tewas.

Setelah melakukan peninjauan selama 2 jam kemudian Benny mengumumkan melalui konferensi pers, ia menyatakan bahwa peristiwa ledakan itu merupakan terror. Dari Jayadi yang lebih dahulu ditangkap kemudian Benny mendapatkan nama-nama lain. Dalam kurun waktu 3 bulan aparat keamaan telah menahan lebih dari 10 orang yang diduga terlibat. Mereka antara lain Chairul Yunus alias Melta Halim, Tasrif Tuasikal, Edi Ramli, dan Hasnul Arifin. Kelompok-kelompok pelaku ini ingin mendirikan Negara Islam.

Tak hanya menyeret kelompok ekstrem kanan yang disebut ingin mendirikan Negara Islam namun juga menyeret sejumlah tokoh Petisi 50 yang getol menyuarakan penolakan atas berlakunya asas tunggal Pancasila.

Haji Muhammad Sanusi membiayai peledakan, Rachmat Basuki sebagai pelaku, serta A.M Fatwa dan H.R Dharsono sebagai dalang pedekan. Semuanya dijebloskan kepenjara. Penangkapan tokoh Islam ini memicu reaksi keras kelompok ekstrem kanan di beberapa daerah.

20 Januari 1985 Husein Ali Alhabsy meledakan candi Borobudur yang menyebabkan beberapa stupa rusak. Namun ia menolak tuduhan atas keterlibatannya dan menuding Mohammad Jawad.

16 Maret 1985, kembali terjadi ledakan. Kali ini di Bus Pemudi Ekspress yang tengah berada sekitar 20 kilometer di sebelah barat Banyuwangi, Jawa Timur. 7 penumpang dilaporkan tewas dalam ledakan. Pelakunya Abdulkadir al-Habsy yang menjadi kunci pembuka misteri ketiga ledakan tersebut.

--masih berlanjut

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Ringkasan Leonardus Benjamin Moerdani"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel