Bukan Kata Bukan Cerita
Awal november merupakan awal yang tidak pernah aku duga. Mulai dari pertama munculnya hari hingga sekarang saat ini aku sedang mengetik setelah memikir kan apa yang telah terjadi sebelumnya serta hari ini. Aku merasa hidup ku yang sekarang ini seperti drama. Mungkin karena aku yang terlalu sering untuk menonton drama pada setiap CD/DVD yang aku sewa. Atau mungkin juga karena aku terlalu sering untuk baca novel yang berceritakan tentang drama yang terlalu mellow. Entah lah aku tidak tahu atau mungkin tidak ingin tahu.
Pagi ini dimulai dengan semangat yang cukup untuk ukuran semangat pagi yang sebelum-sebelumnya. Namun semangat itu turun seketika saat seusai palajaran jam pertamaku di sekolah. Rasa nya semangat yang ada sebelumnya saat itu hilang entah kemana. Tidak bisa aku mengembalikan semangat ku yang ada sebelumnya. Terlalu lelah serta letih untuk aku rasakan bahkan untuk bangkit dan bangun pun terasa susah sepertinya. Namun karena aku sedang bersama lingkungan yang cukup terbuka bersama orang lain, maka aku cukup sadar untuk tidak menunjukkan semua itu.
Ketika semua terfikir kan kembali oleh pikiran dan akal sehat ku yang cukup sadar dengan kesadaran yang cukup tinggi, aku menemukan titik letak kesalahan ku dan aku mulai untuk berfiir kembali. Namun aneh meskipun aku mengetahui apa yang menjadi letak kesalahan ku dan memang tidak seharusnya aku terus melakukannya, namun aku tetap saja terus berjalan dan melakukan semua itu. Susah dan sukar rasa nya untuk tidak melakukan semua itu lagi apa lagi jika aku harus menghapus semua yang ada. Tidak . Mungkin aku tidak bisa dan tidak akan bisa? Atau mungkin sebenarnya aku bisa namun aku tidak ingin?
Cukup lelah aku dengan semua yang ada saat ini. Kenapa juga begitu banyak masalah terus datang. Aku tahu setiap masalah yang datang itu bagaikan sebuah pensil warna dalam kehidupan yang mewarnai hidup ini agar hidup ini tidak datar, tidak flat dan akan lebih berasa. Namun juga tidak dengan semua ini dengan begitu banyak masalah yang ada serta muncul begitu saja. Capek , lelah , letih, semua campur menjadi satu rasanya. Tapi aku tidak bisa menghindar dari semua itu. Semakin aku menghidar semua itu akan semakin dekat. Maka jalan satu-satu nya hanyalah menghadapi apa yang ada.
Aku tahu dan cukup paham bagaimana dengan perasaan ku. Aku akui bahwa aku sayang dengan mantan ku , mantan hai beruang ku yang manis. Tapi aku juga paham dan cukup sadar bahwa aku tidak memiliki rasa pada angin ku yang telah melalui banyak hal dengan aku. Bahkan menaruh rasa serta harapan pun tidak. Namun mengapa aku harus tetap mempertahan kan nya jika aku masih saja terus mengingat beruang ku yang manis? Aku sendiri tidak dapat menemukan jawaban dari apa yang aku pertanyakan. Salah kah aku?
Ingin rasanya aku marah pada langit. Ingin rasa nya aku marah pada bumi. Ingin rasanya aku marah pada waktu. Ingin rasanya aku marah pada semua yang ada di dunia ini. Namun aku sadar kalau aku tidak akan dapat marah pada Tuhan yang telah menciptakan aku dan segalanya yang ada di bumi serta di dunia ini. Lalu harus kemana kah aku mengadu? Ingin aku berbagi ceita namun aku sadar bahwa tidak ada satu orang pun yang dapat menjadi tempat dimana aku akan menceritakan semua yang ada dan semua yang aku alami.
Keputusan yang cukup gila akhirnya aku ambil. Memberani kan diri untuk terbuka dengan orang lain dan menceritakan semua yang ada dengan apa adanya tanpa menambah kan satu kata apa pun. Berusaha untuk tidak mengada - ada kan cerita dan jujur pada dua orang yang mungkin dapat memberikan solusi. Tapi .. justru fakta yang menyakitkan lah yang aku dapat kan. Entah aku seharusnya tidak memiliki perasaan ini . Tapi aneh nya justru aku merasakan hal yang aneh seketika namun aku masih bisa untuk tidak menunjukkan semua itu di depan umum untuk beberapa saat.
Mungkin kebingungan itu masih akan berlanjut hingga nanti dan nanti . Tapi aku tetap berusaha untuk yakin dan percaya pada fakta yang ada. Mungkin nantinya aku dapat menemukan jawaban dari petanyaan ku yang tidak terlalu jelas. abstrak.
Pagi ini dimulai dengan semangat yang cukup untuk ukuran semangat pagi yang sebelum-sebelumnya. Namun semangat itu turun seketika saat seusai palajaran jam pertamaku di sekolah. Rasa nya semangat yang ada sebelumnya saat itu hilang entah kemana. Tidak bisa aku mengembalikan semangat ku yang ada sebelumnya. Terlalu lelah serta letih untuk aku rasakan bahkan untuk bangkit dan bangun pun terasa susah sepertinya. Namun karena aku sedang bersama lingkungan yang cukup terbuka bersama orang lain, maka aku cukup sadar untuk tidak menunjukkan semua itu.
Ketika semua terfikir kan kembali oleh pikiran dan akal sehat ku yang cukup sadar dengan kesadaran yang cukup tinggi, aku menemukan titik letak kesalahan ku dan aku mulai untuk berfiir kembali. Namun aneh meskipun aku mengetahui apa yang menjadi letak kesalahan ku dan memang tidak seharusnya aku terus melakukannya, namun aku tetap saja terus berjalan dan melakukan semua itu. Susah dan sukar rasa nya untuk tidak melakukan semua itu lagi apa lagi jika aku harus menghapus semua yang ada. Tidak . Mungkin aku tidak bisa dan tidak akan bisa? Atau mungkin sebenarnya aku bisa namun aku tidak ingin?
Cukup lelah aku dengan semua yang ada saat ini. Kenapa juga begitu banyak masalah terus datang. Aku tahu setiap masalah yang datang itu bagaikan sebuah pensil warna dalam kehidupan yang mewarnai hidup ini agar hidup ini tidak datar, tidak flat dan akan lebih berasa. Namun juga tidak dengan semua ini dengan begitu banyak masalah yang ada serta muncul begitu saja. Capek , lelah , letih, semua campur menjadi satu rasanya. Tapi aku tidak bisa menghindar dari semua itu. Semakin aku menghidar semua itu akan semakin dekat. Maka jalan satu-satu nya hanyalah menghadapi apa yang ada.
Aku tahu dan cukup paham bagaimana dengan perasaan ku. Aku akui bahwa aku sayang dengan mantan ku , mantan hai beruang ku yang manis. Tapi aku juga paham dan cukup sadar bahwa aku tidak memiliki rasa pada angin ku yang telah melalui banyak hal dengan aku. Bahkan menaruh rasa serta harapan pun tidak. Namun mengapa aku harus tetap mempertahan kan nya jika aku masih saja terus mengingat beruang ku yang manis? Aku sendiri tidak dapat menemukan jawaban dari apa yang aku pertanyakan. Salah kah aku?
Ingin rasanya aku marah pada langit. Ingin rasa nya aku marah pada bumi. Ingin rasanya aku marah pada waktu. Ingin rasanya aku marah pada semua yang ada di dunia ini. Namun aku sadar kalau aku tidak akan dapat marah pada Tuhan yang telah menciptakan aku dan segalanya yang ada di bumi serta di dunia ini. Lalu harus kemana kah aku mengadu? Ingin aku berbagi ceita namun aku sadar bahwa tidak ada satu orang pun yang dapat menjadi tempat dimana aku akan menceritakan semua yang ada dan semua yang aku alami.
Keputusan yang cukup gila akhirnya aku ambil. Memberani kan diri untuk terbuka dengan orang lain dan menceritakan semua yang ada dengan apa adanya tanpa menambah kan satu kata apa pun. Berusaha untuk tidak mengada - ada kan cerita dan jujur pada dua orang yang mungkin dapat memberikan solusi. Tapi .. justru fakta yang menyakitkan lah yang aku dapat kan. Entah aku seharusnya tidak memiliki perasaan ini . Tapi aneh nya justru aku merasakan hal yang aneh seketika namun aku masih bisa untuk tidak menunjukkan semua itu di depan umum untuk beberapa saat.
Mungkin kebingungan itu masih akan berlanjut hingga nanti dan nanti . Tapi aku tetap berusaha untuk yakin dan percaya pada fakta yang ada. Mungkin nantinya aku dapat menemukan jawaban dari petanyaan ku yang tidak terlalu jelas. abstrak.
0 Response to "Bukan Kata Bukan Cerita"
Post a Comment
Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com