Tentang Perpisahan
Selamat malam..
Setelah beberapa saat merenungkan, bebaring tanpa semangat, akhirnya ku putuskan untuk duduk dan bersadar pada tembok.
Minggu ini, minggu yang mendebarkan. Aku sempat kelabakan karena target utamaku ga keburu selesai, harus ada minimal 12 hal ku genapi tapi ternyata selama hampir 9 bulan ini aku baru dapat 3, what? Kurang 3 bulan ku harus cari 9 lagi dimana? Bingung, stress, jenuh, dan berimbas pada hal yang lain. Belum lagi ditambah adanya pembatasan tetek bengek segala macam ini, yang membuatku tak bisa kemana mana.
btw,
Aku punya orang yang sudah lama ku kenal, harusnya cukup paham sih kalau aku ngajak keluar berarti aku kenapa, bahkan ketika aku bilang bosan ya berarti aku sedang ga baik baik aja. Tapi nyatanya? Nihil.
Seolah olah beruntun. Dimulai dari kerjaan yang pada akhirnya putusan aku di rotasi dan berpisah dengan teman teman. Lalu kemudian ke persoalan pribadi yang mana akhirnya aku sadar, sudah saatnya untuk sudahi.
Kalo bicara kondisiku sekarang? Stress,iya.. ga bayangin besok hari terakhir aku di kantor yang tak suka karena lusa aku uda wfh dan kemudian aku dirotasi ke tempat lain. Sedih? Pasti. Nangis? Engga. Entah kenapa aku ga bisa keluar air mata. Tapi bawaannya lemes aja, jadi ga mood ngapa ngapain.
Sedihnya karena aku di rotasi ke tempat yang ga aku inginkan, ditambah aku tahu orang yang mau ku ajak bersama tak layak tuk diajak bersama.
Semua ini berawal aku hanya ingin ngetes minta keringanan apakah bisa tuk ga selesaikan target 12 hal itu eh berujung pada rotasi tempat, kemudian aku tes seberapa peka dan pedulinya orang didekatku, eh malah berujung pada perpisahan.
Sedih? Iya. Nangis? Engga.
Aku sedih dan kecewa ga luput sakit hati juga, tapi gimana lagi semua sudah terjadi. Tapi dari sini aku sadar. Iyaa, biarkan dia melangkah lebih jauh, dan akupun nantinya juga akan begitu. Semua kan indah pada waktunya. Lepas dulu dari zona nyaman tuk cari tempat baru, barangkali, ditempat baru, ada hal yang lebih indah tuk menanti, barangkali memang aku juga bukan orang yang tepat sehingga ada orang lain yang lebih tepat tuk menggantikanku.
Untuk kamu yang sedang melangkah kedepan, semangat! Aku tahu kamu mampu dan aku cukup sadar, untuk mundur pamit. Dari awal jalan kita pun sudah berbeda dan ga akan mungkin sama. Terlalu sukar tuk menyeimbanginya,
aku mencoba tuk ikhlas, jadi kuharap jangan pernah mencoba tuk kembali. Percaya aja Tuhan sudah punya rencana.
Mey, SUB 22:34 28/7/21
0 Response to "Tentang Perpisahan"
Post a Comment
Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com