Review Novel Agnes Jessica Piano di Kotak Kaca





Review Novel Agnes Jessica Piano di Kotak Kaca

Review Novel Agnes Jessica Piano di Kotak Kaca
sumber: Google



Selamat malam, hari ini aku mau berbagi lagi tentang salah satu karya dari penulis yang baru-baru ini jadi favorite ku banget.. Siapa lagi kalau bukan Agnes Jessica. Entah kenapa aku jadi merasa menjadi diriku yang lama yang mana hobii banget baca buku sampai lupa nggak kerasa laper sama sekali. Tapi entah juga yaa siapa tahu ini karena pengaruh susu rendah lemak yang sedang aku konsumsi juga. Tapi aseliii penulis novel ini bikin aku ngerasa kayak kecanduan banget.

Pada postingan kali ini selain ingin berbagi cerita aku juga ingin membagikan filenya untuk kalian agar bisa sama-sama membaca juga. Ini penting banget ^^.

Yukk langsung ajaa..

Cerita ini dimulai dengan kisah seorang anak dari pasangan suami istri yang setiap hari selalu bertengkar dan saling memukul apabila bertengkar. Pasangan itu bernama Charles dan Mira, anaknya bernama Sheila. Kehidupan keluarga yang tidak baik membuat Sheila sebenarnya stress juga menghadapi keluarganya.

Singkat cerita ibunya pun tidak kuat tinggal bersama ayahnya, akhirnya ia memutuskan untuk pergi meninggalkan suami dan juga anaknya. Kepergian ibunya tanpa pamit itu membuat suaminya, Charles dan juga anaknya Sheila hidup dalam kesusahan tanpa sepengetahuan Mira. Masalah demi masalah datang, dan tak urung Sheila semakin membenci ayahnya dan ia menganggap bahwa semua ini adalah salah ayahnya yang selama ini telah berbuat tidak baik pada keluarganya.

Dua hari setelah kepergian Mira Charles ditangkap oleh polisi dan ia dituduh telah membunuh istrinya. Awalnya ia tidak mengakui hal ini namun kemudian ia mengakuinya. Sheila yang mendengar hal tersebut merasa terpukul, namun syukurlah saudara angkat Charles yaitu Om Haryanto baik hati dan mau menerima Sheila serta menyekolahkannya.

Sheila pun tinggal bersama Om Haryanto dan keluarganya. Sayangnya keluarga Haryanto tidak sebaik yang ia pikirkan. Istri dan anak Haryanto tidak menerima Sheila begitu saja. Ia merasa Sheila adalah beban keluarga sehingga Sheila hanya dianggap sebagai pembantu saja. Sheila pun menerima semua itu dengan sabar Ia menerima diperlakukan seperti apa saja bahkan layaknya pembantu hanya demi bisa hidup dan juga bersekolah. Tempat tinggalnya memang layak, rumah Haryanto lebih besar daripada rumahnya tapi ia tidak ditempatkan pada kamar yang layak.

Singkat cerita karena emosi Sheila pun memukul Renny salah satu anak dari Haryanto namun salah sasaran, ia malah memukul Reza. Hal ini dilakukannya secara refleks begitu saja karena Renny merebut hadiah satu-satunya yang mengingatkan Sheila pada ibu kandungnya, Mira. Karena hal itu akhirnya Sheila diusir dari rumah dan ia dipindahkan ke asrama yang lokasinya jauh dari rumah Haryanto dan ia diperingatkan oleh Ratna, istri Haryanto agar tidak mengunjungi atau menyusahkan keluarganya lagi.

Selama perjalanan Sheila berharap ia bisa memulai kehidupan baru dengan keluarga yang baru, teman yang baru. Ia menyangka di kehidupannya saat ini ia tidak akan menjadi budak lagi dan ia akan menjadi pribadi yang lebih baik. Ia senang akan terbebas dari Ratna. Namun sayang apa yang ia bayangkan sungguh berbeda. Rupanya Ratna tetap saja sama, ia membeberkan mengenai masa lalu Sheila, hingga bagaimana keluarganya dan mengapa ia bisa bersama keluarga Ratna. 

Kehidupan di asrama yang disangkanya akan berjalan mulus rupanya tidak seperti yang ia bayangkan. Meski pada akhirnya ia menemukan dua teman sekamar yang baik karena memiliki teman yang sama-sama bermasalah bukan tanpa masalah, akhirnya ia pun senang menjalani kehidupan di asrama. Setidaknya ia tidak perlu menjadi pembantu lagi, meski ia masih melakukan semua hal dengan sendiri tapi toh itu untuk dirinya sendiri contohnya seperti cuci baju. 

Singkat cerita beberapa bulan tinggal diasrama ternyata ada saja yang tidak menyukainya apalagi ia dekat dengan salah satu guru muda yaitu Pak Alex, ia pun dibenci dengan Indah. Sehingga gosip murahan pun menyebar, hingga suatu hari ia tidak tahan lagi atas perlakuan Indah dan ia pun mencari serta melakukan hal yang hampir saja sama dengan Reza. Ia memukul kepada Indah dengan sebalok kayu yang berhasil ia temukan hingga kepala Indah berdarah.

Guru-guru pun hendak melaporkan ia ke penjara, karena ketakutan Sheila pergi dari asrama lari dan menuju rumah yang ada dibelakang asramanya. Ia berlali ketakukan dan meminta pertolongan pada penghuni rumah itu, tak lain adalah kakek Eman pembantu Bram yang merupakan pemilik dari yayasan tersebut.

Hmmmm.... Sampai sini kira-kira sudah pada bosen ga yaa?? Karena ceritanya masih panjang.. Tapi bakalan aku buat singkat aja biar kalian yang baca bakalan penasaran dna baca sendirii. Aseli baguss ini ceritanya dan aku membacanya sante banget sampai sampai nggak kerasa 6 jam berlalu dan cerita ini habis sudah aku baca. 

Sheila pun tinggal dirumah Bram hingga ia genap berusia 17th sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Setelah ia 17th ia bebas memilih hendak tinggal dimana, yang pasti Bram telah mengatakan bahwa ia tidak dapat tinggal disana lebih lama. Karena Bram takut akan jatuh hati dengan Sheila.

Dapat dikatakan Sheila mengenal Bram dari ia belum menjadi dewasa hingga ia menjadi dewasa, keren.

Perlahan namun pasti akhirnya Sheila tahu ia mencintai Bram. Hal ini diketahuinya saat Marisa seorang perempuan yang akan dijodohkan dengan Bram oleh Mama Bram datang dan mengetahui bagaimana cara kedua orang ini saling memandang dan memperhatikan. Barulah akhirnya Sheila sadar dan ia pun juga berusaha untuk menahan perasaannya namun susah.

Tahulah yahh gimana perasaan kita kalau misalnya kita tidak dapat mencintai orang yang kita cintai. Dibeberapa hal ada yang membuatku sempat sedih sih seperti kenapa yahh Sheila hidupnya begitu banget. Disatu sisi aku jadi merasa semangat, gilakk Sheila benar-benar keren ia berjuang jadi babu pun nggak masalah dan dia tahan banting banget meski sudah disakiti oleh banyak orang dan ia tak memiliki siapa-siapa. Kalau aku jadi dia mungkin aku sudah bakalan lari dari kenyataan atau bunuh diri aja deh dari pada harus menghadapi kenyataan yang pahit. Aku cukup salut dengan orang-orang yang mau berjuang untuk sesuatu hal yang ingin ia perjuangkan. Meski hanya cerita dalam novel maupun aku mendapatkan kisah dari orang, aku bersyukur dan nantinya aku bakalan jadi semangattt gitu ^^..

Ahh sekian dahulu cerita dari ku.. Yuukk ahh yang mau download bisa klik linkk di bawah ini yahhh ^^..



Ada dua alternatif link yang bisa kalian coba yaakk apabila ada masalah bisa tinggalkan komentar atau hubungi via email di stefanikristina@gmail.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Review Novel Agnes Jessica Piano di Kotak Kaca"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel