Semakin Tua Semakin Matang
Semakin Tua Semakin Matang
sumber: google
Hai kamu mas-mas lempuyangan, pagi ini kuawali dengan teringat akan wajahmu saat distasiun waktu itu. Senyum diwajah lelahmu, dan semangatmu yang nggak pernah padam membuat orang-orang disekitarmu menjadi tetap bersemangat. Padat dan ramainya stasiun kala itu tak membuatmu lelah untuk melangkah, aku tahu betapa berat beban dipunggungmu tapi kamu masih bisa bertanya, ‘ Mey.. nggak papa kan?‘
Kupikir orang yang semakin tua belum tentu dewasa, nggak seperti buah yang semakin tua akan semakin matang lalu busuk. Ternyata nggak semua yang kupikirkan benar adanya. Mengenalmu mas-mas lempuyangan membuatku tahu bagaimana kamu menyikapi dalam menghadapi hidup ini. Mungkin yang ini benar, kamu semakin tua semakinmatang.
Teringat percakapan pertama kita saat sarapan pagi dengan semangkuk mie instan dan teh manis. Rasa mie instan warung dipantai dan teh manis semanis senyum mu itu membuatku meleleh hehe. Saat kamu tahu aku hendak pergi ke kota A dan kamu pun menjawab ‘ ohh ya? Nanti kita bareng aja ‘ itu membuatku bertanya-tanya tentang bagaimana kamu.. sungguhkah seorang pembawa acara dari satu panggung ke gedung ini akan bersama ku?
Aku rasa semangkuk mie instan dan teh manis di meja panjang warung dekat pantai saat itu.. percakapan pertama kita dimulai. Hingga akhirnya berlanjut hingga kembali ke kota B dan kita bersama pergi kestasiun untuk ke kota A.
Saat distasiun siapapun yang kamu kenal, dari kalangan dan kelas apapun itu pasti akan kamu sapa. Membuatku semakin pangling denganmu. Hmm, ada lagi yang buat kaget? Ada, saat kita nggak dapat tiket untuk menuju kota A karena kehabisan tiket kereta api, saat itu kamu masih bertanya padaku, ‘ kita naik bis aja ya, nggak papa kan? ‘ dan ku jawab, ‘ nggak papa mas.. ‘ kamu pun masih saja bertanya sambil jalan ‘ kamu bener nggak papa naik bis? ‘ lalu berlanjut ‘ kita jalan kaki yah, nggak papa kan? Deket kok ‘ terus saja kamu tanya apakah aku baik-baik saja?
Aku pikir saat kamu tahu kita kehabisan tiket, kamu akan ajak aku untuk naik kereta ekonomi atau eksekutif biasa mas.. Rupaya kamu orang sederhana yang nggak keliatan sekali dari case mu yang keren. Ahhh mas lempuyangan yang semakin tua semakin matang…
Hmmm… hal menarik apalagi yang masih aku ingat tentangmu? Perjalanan kita ke kota A? kamu yang selalu memilih duduk di kursi sebelahku? Atau caramu memandangku yang tak aku tahu tapi orang lain yang melihatnya? Atau perhatianmu yang membuatku bertanya-tanya?
Masih banyak mas lempuyangan hal-hal kecil yang kuingat dari mu yang rasanya. . . . ingin sekali aku memberitahumu, agar kamu tahu kalau aku mengingat setiap hal kecil itu.
Hai mas-mas lempuyangan, iya kamu mas.. suaramu begitu merdu dan tawamu khas sekali. Senyummu membuatku meleleh seakan coklat kalah manisnya. Sikapmu yang njawani membuatku semakin tertarik. Gayamu yang simple itu sungguh memikat. Apa lagi yang kurang darimu? Beberapa malam bersama mu membuatku semakin bersyukur bahwa Tuhan masih mengizinkan aku untuk bertemu dengan orang-orang yang luar biasa ^^.
Sayang sekali disatu minggu ini kita berada dikota yang sama, aku ke kota A dan kamu yang ke kota C, kita berada disatu kota namun kita tak dapat berjumpa karena waktu yang membuat kita tak dapat berjumpa. Ingin rasanya aku bilang ‘ mas apa kowe ora pingin ketemu? ‘ tapi kamu sudah katakan duluan dan memang waktu tak mendukung ^^. Yauda,, mungkin belum waktunya. Mas lempuyangan.. mudah-mudahan waktu segera berbaikan dengan kita ya..~~
Hai Mas Lempuyangan…Mudah-mudahan semakin kamu tua, semakin matang..
0 Response to "Semakin Tua Semakin Matang"
Post a Comment
Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com