Malam




.

Pada suatu waktu, bukan malam yang berniat untuk pergi menggantikan posisi matahari. Tapi malam memberikan kesempatan pada matahari untuk memberikan sinarnya sedikit dibumi agar mereka yang dibumi bisa merasakan kehangatan. Ketika hangat itu mulai menjadi panas, secara perlahan sore mulai menggeser posisi matahari untuk berpindah dengan bulan. Bulan pun pelan pelan namun pasti dan dalam waktu singkat telah berganti menjadi gelap. Ia datang bersama angin yang menyejukkan.

Sebagian orang tak akan menantikan malam seperti mereka menantikan hujan. Bau tanah yang khas membuat sebagian orang akan merasa merindu. Sama seperti saat ini, pengetik pun sedang merindu. Merindu pada daun daun yang saling bersentuhan diterpa oleh angin, daun satu dengan daun lainnya, tak ada daun yang double. Mereka sendiri sendiri dan saling bersentuhan dalam sebuah kebebasan diterpa oleh angin malam yang sejuk. Yes, that right, i wanna to...

Bosan sudah menjadi hal yang biasa. Hal yang lumrah, kuketahui tak selamanya semua akan berjalan sama seperti diawal. Sesuatu itu akan terasa hangat kemudian akan terasa dingin. Sama seperti matahari dan bulan. Untuk itu aku belajar dari mereka untuk mempersiapkan diriku. Bukan mempersiapkan diriku untuk melakukan perubahan atau lari dari kehidupan, namun mempersiapkan diriku apabila suatu saat aku hanya menjadi bulan sabit saja. Terlihat kecil dan mungil namun hanya bertahan beberapa waktu saja. Tak untuk selamanya karna masih ada purnama meski ia pun nantinya akan hilang secara perlahan.

Angin titipkan salam dan rinduku padanya. Pada daun yang masih saja selalu sendiri tak ingin ada yang menemani. Namun tidak. tidak. jangan sekalipun kau titipkan sebuah pesan yang kata kata itu melalui bibirku. Aku saja tidak dapat mengerti artinya bagamana kamu sebagai sang pembawa pesan dapat mengartikannya?

Izinkan malam ini aku merenung tentang sebuah kebebasan dan juga pertemanan. Aku tahu suatu hubungan itu bagusnya untuk mereka yang telah siap. Siap segalanya. Dan diposisi pengetik saat ini ia harus tahu bahwa kayu pada sebuah telaga yang ia incak bisa sewaktu-waktu akan ambles hanya dalam sekali goyang dan jangan harap bahwa kau akan ditolong semua itu!. Capek? Jelas. 

-- mataku mulai tak bersahabat. Kini waktunya melepas lelah, beban, dan pikiran. Buat apa juga kalau harus meminta sesuatu. ahh pikiranku mulai kacau, jejangan aku tak lagi bisa membedakan mana patimura dan juga mana Ir Soekarno, *hanya candaan bukan untuk serius.

Jujur tak pernah ingin kurasakan rasa yang seperti ini. Tapi aku sudah pernah membayangkan suatu waktu akan ada waktunya datang masa-masa seperti ini. -- i need more holiday cukss!- -- hastag #netralkan pikiran dari pikiran yang jahat. - done-

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Malam"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel