Rumahku Mungkin Tak Sama Dengan Rumahmu
Rumah, bisa jadi dua arti rumah tempat orang singgah dalam hati seseorang atau mungkin rumah memang rumah berupa bangunan yang berdiri dan sama-sama untuk ditinggali orang-orang. Satu kata ini memiliki dua arti atau makna, namun keduanya berbeda meski sama. Bedanya dimana?
Yang satu dihuni secara fisik dan yang satu lagi dihuni tidak secara fisik. Kata apa yang kiranya cocok? Batiniah? Mental? atau ada kata lain yang cocok?
Salah satu tokoh dalam novel seri misteri milik penulis favorite saya S. Mara Gd pernah berkata yang bila saya ungkapkan dengan bahasa saya sendiri seperti ini,, ' apalah arti rumah? rumah cuma tempat sementara yang nantinya toh kamu nggak akan tinggal lama didalamnya, rumah seperti tempat persinggahan saja. Rumah sesungguhnya cuma milik mereka menjalani kehidupan normal bukan untuk orang yang tak termaafkan apalagi tak dapat diterima oleh masyarakat ' kurang lebih begitulah kalau saya ungkapkan kembali apa yang telah saya baca ^^.
Bagi saya sama seperti kata dipembuka, rumah adalah tempat dimana orang mengisi didalamnya, baik rumah dalam artian bangunan secara fisik maupun non fisik. Hati yang saya miliki (sebagai perumpamaan seperti orang yang tengah kasmaran pada umumnya ) bisa juga merupakan rumah. rumah bagi mereka orang-orang yang saya sayangi tinggal didalamnya, menetap dan terkenang. Lalu rumah yang berwujud secara fisik adalah rumah dimana saya tinggali dengan ayah, ibu, dan saudara-saudara kandung saya.
Namun apa artinya apabila rumah ini tiba-tiba kosong? Rumah ini tiba-tiba tidak berpenghuni? Tentu beda arti lagi. Apabila rumah secara fisik sudah tentu mereka tak akan ada lagi, tidak terlihat secara fisik lagi, tidak menghuni rumah itu lagi. Namun apabila rumah sini adalah rumah (hati saya) mereka akan tetap ada meskipun secara fisik mereka sudah tak ada lagi bersama saya.
Pertanyaan selanjutnya apakah penghuni rumah itu bakalan tinggal abadi? Bagaimana membuat mereka tetap tinggal abadi? Kalau bisa abadi kenapa ada kata broken home? Berbagai pertanyaan pun muncul. Pada intinya bagi saya adalah satu, bagaimanapun rumah yang kamu bangun,, bagaimanapun orang yang tinggal dirumahmu secara fisik maupun non fisik... Tapi... Sudahkah kamu menempatkan Tuhan menjadi prioritas utama dalam rumahmu? Sudahkah Tuhan menjadi batu penjuru dalam hidupmu?
Seringkali kita membangun rumah dengan sedemikian indah, membangunnya dengan megah agar dapat dihuni dengan nyaman dan aman oleh orang yang kita kasihi, dan nggak sedikit kita membuka pintu hati kita untuk orang lain dapat masuk tanpa kita sadari ternyata apa yang telah kita lakukan semuanya ini tanpa penyertaan Tuhan, seringnya kita lupa dan mengabaikan Tuhan begitu saja.
Kita merasa kita telah mampu menjadi orang yang luar biasa, kita merasa kita telah mampu menjadi orang yang dapat diandalkan dan kita merasa lebih tinggi dari apapun hingga akhirnya kita sadar ketika rumah itu kosong dan bertanya pada Tuhan, ' Tuhan,, kemana perginya semua orang yang aku kasihi? ' Lhaa.. Selama ini kamu kemana saja kok baru tanya sama Tuhan?
Rumah yang kamu bangun , rumah yang kamu tinggali, rumah yang kamu istimewakan sebesar apapun dan seindah apapun tanpa Tuhan didalamnya tidak akan menjadi berkat. Kalau itu bangunan rumah itu akan menjadi rumah bangunan secara fisik saja yang nantinya bakalan juga rapuh atau hancur dan kalau pun itu rumah hati kamu maka nantinya bakalan kosong atau hampa karena didalamnya tidak ada Tuhan bersamamu.
So? harusnya kamu sekarang sadar apa itu rumah dan sudahkah kamu membangun rumah itu serta menempatkan Tuhan didalamnya? Ini tentang rumah untukku, dan ada dari salah satu tokoh novel yang aku suka, bagaimana denganmu?
sumber: google |
0 Response to "Rumahku Mungkin Tak Sama Dengan Rumahmu"
Post a Comment
Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com