Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 7 Agama Konghucu dan Budi Pekerti



** HIKMAH CERITA **

Kakek Bodoh Memindahkan Gunung (Yu Gong Yi Shan).

Sebuah pepatah Tiongkok kuno berbunyi, Yu Gong Yi Shan, yang artinya “Kakek Bodoh Memindahkan Gunung.” Pepatah ini mengandung pesan moral yang sangat menggugah. Alkisah, di sebuah desa terpencil tinggal seorang kakek bersama dengan keluarga besarnya. Desa tempat mereka tinggal itu terletak di antara dua gunung besar. Bila keluarga sang kakek itu hendak pergi ke desa lain, mereka harus berjalan kaki berharihari lamanya memutari gunung. Tentu itu sangat melelahkan dan menyita banyak waktu.

Suatu saat, sang kakek tua dengan pemikirannya yang lugu dan sederhana mengemukakan tekadnya. Ia mengumpulkan segenap sanak keluarganya dan mengajak mereka untuk bahu-membahu memindahkan gunung. Pada hari yang telah ditentukan, keluarga sang kakek pun mulai menggali tanah lereng gunung. Hari demi hari dipenuhi dengan bekerja menggali, menggali dan menggali lereng gunung. Melihat kesibukan tersebut, beberapa hari kemudian para tetangga berdatangan. 

Salah seorang pemuda begitu penasaran dan bertanya pada si kakek. “Kek, kakek dan seluruh keluarga besar setiap hari sibuk, dari pagi sampai sore menggali lereng gunung, sebenarnya, apa maksud dan tujuan kakek?” Si kakek tua menghentikan kerjanya dan menjawab. “Kami menggali untuk memindahkan gunung ini, Nak”, katanya mantap. “Memindahkan gunung? Mana mungkin, Kek?” si pemuda tidak percaya. “Gunung sebesar itu mau dipindahkan…Kakek kan sudah tua. Saya yakin, sebelum gunung bisa dipindahkan, kakek pasti sudah meninggal lebih dulu. Dengan begitu bukankah kakek mengerjakan sesuatu yang sia-sia belaka,” kata si pemuda. Si kakek menjawab dengan lantang, “Kakek memang sudah tua. Bila kakek meninggal, ada anak-anak yang meneruskan, ada cucu-cucu yang akan menggantikan, begitu seterusnya…Selama kami punya tekad, mau bekerja keras, penuh kesungguhan hati dan konsisten, kakek yakin suatu hari kelak, gunung ini pasti bisa dipindahkan. Dan jalan kehidupan kita semua akan lebih mudah”

Tekad yang begitu kuat, menggoyahkan hati masyarakat sekitar desa, mereka pun berbondong-bondong bergantian, dengan peralatan yang seadanya, bahu-membahu mulai bersama-sama ikut bekerja menggali lereng gunung itu.

Singkat cerita, tekad kakek lugu yang luar biasa ditambah dengan semangat gotong royong seluruh masyarakat di desa itu ternyata mampu menggoyahkan hati para dewa di khayangan. Para dewa pun tergerak hatinya dan sepakat membantu sang kakek untuk memindahkan gunung itu. 

Dan “Haaaap…” tangan para dewa sibuk melambai bekerja sama, dalam sekejap terjadilah keajaiban, gunung pun berpindah tempat, jalan terbentang luas menuju ke mana pun masyarakat desa itu hendak pergi. Kisah legenda ini pun terkenal dengan sebutan Yu Gong Yi Shan, si kakek bodoh memindahkan gunung.

Walau cerita itu hanya sekadar legenda, namun pesan moral tentang kekuatan tekad dan kesungguhan hati sungguh luar biasa! Kita tahu, kemajuan peradaban manusia tidak akan seperti sekarang ini, jika di dunia ini tidak dihuni oleh manusia-manusia yang memiliki tekad seperti kakek tua tadi. Saat ini, tak terhitung jumlah penemuan baru dan teknologi modern sebagai karya-karya spektakuler dari manusiamanusia bertekad baja. Sulit dibayangkan, apa jadinya dunia ini jika tidak ada manusia-manusia yang memiliki cita-cita besar, tekad membaja, konsistensi, dan persistensi yang luar biasa.

Legenda di atas mengajarkan kepada kita, bahwa kemajuan pribadipribadi, kemajuan masyarakat, dan kemajuan sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh kekuatan tekad. Tekad merupakan sumber motivasi yang menggerakkan manusia menuju cita-citanya. Tekad merupakan kekayaan sekaligus modal bagi kemajuan dan kemakmuran. Bagi mereka yang memiliki tekad yang sangat kuat, maka tidak ada yang mustahil di dunia ini. Nothing is impossible under the sun.

Selama memiliki tekad, kesungguhan hati, keyakinan dan konsistensi, kita akan mampu mewujudkan apa yang kita cita-citakan! Miliki tekad dan ciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin!

“Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan! Mereka yang memiliki tekad yang kuat, Dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin”
Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 7 Agama Konghucu dan Budi Pekerti
Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 7 Agama Konghucu dan Budi Pekerti
Tes Tertulis
• Bentuk Soal Pilihan Ganda

1. Belajar memungkinkan kita untuk meningkatkan kecakapan hidup secara umum dan menguasai keterampilan tertentu untuk hidup (kecakapan hidup), dan kecakapan hidup itu membuat kita mampu bertahan dalam keadaan-keadaan sulit, ini merupakan....

a. Tujuan Pengetahuan 
b. Kemauan Belajar 
c. Tujuan Belajar
d. Tujuan Moral

2. Dalam kitab Lunyu XIV ayat 24 “ Orang zaman dahulu belajar untuk.... sekarang orang belajar bertujuan untuk memperlihatkan diri kepada orang lain”, kata yang tepat untuk melengkapi ayat diatas adalah....

a. Membina diri 
b. Mencerdaskan diri 
c. Memperkaya diri
d. Mendisiplinkan diri

3. Dalam kitab Lunyu VI:27 ”Seorang Junzi meluaskan pengetahuannya dengan mempelajari Kitab-kitab dan membatasi diri dengan.... Dengan demikian ia tidak sampai melanggar Kebajikan.” Kata yang tepat untuk melengkapi ayat diatas adalah....

a. Aturan 
b. Kesusilaan 
c. Disiplin
d. Kebenaran

4. Pada usia berapakah nabi Kongzi telah memiliki semangat belajar yang luar biasa....

a. Lima puluh tahun 
b. Tiga puluh tahun
c. Empat puluh tahun
d. Lima belas tahun

5. Dalam ajaran nabi Kongzi ada yang disebut dengan enam perkara dengan Enam cacatnya, dimana orang yang suka cinta kasih tetapi tidak suka belajar akan menanggung cacat....

a. Bodoh 
c. Kalut jalan pikiran
b. Menyusahkan diri sendiri 
d. Menyakiti perasaan orang lain

6. Orang yang suka kebijaksanaan tetapi tidak suka belajar akan menanggung cacat....

a. Bodoh 
b. Menyusahkan diri sendiri 
c. Kalut jalan pikiran
d. Menyakiti perasaan orang lain

7. Orang yang suka sifat dapat dipercaya tetapi tidak suka belajar akan menanggung cacat....

a. Bodoh 
b. Menyusahkan diri sendiri 
c. Kalut jalan pikiran
d. Menyakiti perasaan orang lain

8. Orang yang suka kejujuran tetapi tidak suka belajar akan menanggung cacat....

a. Bodoh 
b. Menyusahkan diri sendiri 
c. Kalut jalan pikiran
d. Menyakiti perasaan orang lain

9. Orang yang suka sifat berani tetapi tidak suka belajar akan menanggung cacat....

a. Bodoh 
b. Menyusahkan diri sendiri 
c. Mengacau
d. Ganas

10. Orang yang suka sifat keras tetapi tidak suka belajar akan menanggung cacat....

a. Bodoh 
b. Menyusahkan diri sendiri 
c. Mengacau
d. Ganas

• Bentuk Soal Uraian

1. Menurutmu bagaimana cara menumbuhkan semangat belajar dalam diri?

Jawaban:

Segala sesuatu dalam hidup ini yang berguna memerlukan kekuatan dan disiplin. Belajar tidak ada kecuali. Kita melihat dalam pelajaran ini dalam kehidupan Nabi Kongzi bahwa pada usia muda lima belas tahun, ia telah mempunyai semangat belajar yang luar biasa. Untuk meneguhkan hati seseorang dalam mengerjakan sesuatu adalah untuk mengabdikan seluruh dirinya dalam mengerjakan sesuatu. Seseorang yang melihat kehidupannya, melibatkan perasaannya, pikirannya dan keinginannya, hal ini akan menggerakkan untuk mencapai tujuan.

2. Jelaskan mengapa belajar erat kaitannya dengan moralitas dan kebijaksanaan.

Jawaban :

Belajar adalah kegiatan yang dihargai sangat tinggi oleh kaun Konfusian, karena ini satu-satu jalan menuju penerangan, pencerahan bathin. Dengan belajar dan terus belajar, manusia terlibat dalam upaya untuk mendapatkan lebih banyak kebijaksanaan, sehingga selalu terarah pada pengembagan karakter yang pada gilirannya akan diwujudkan dalam tindakan. Jadi, belajar erat kaitannya dengan
moralitas dan kebijaksanaan.

• Pertama, pengetahuan itu berhubungan dengan kebenaran, ketulusan dan kejujuran.
• Kedua, dalam hal mencari kebenaran, kita juga harus adil
• Ketiga, dalam mencari ilmu pengetahuan, kita pasti memerlukan kerjasama dengan orang lain.
• Keempat, belajar akan membimbing kita untuk memahami, dan mendapatkan keahlian yang berguna. Untuk dapat hidup bermoral, kita pasti memerlukan banyak pemahaman dan keahlian.

3. Tuliskan kembali ayat suci (sabda nabi Kongzi) terkait dengan semangat belajar.

Jawaban :
• Nabi Kongzi bersabda
• “Orang jaman dahulu belajar untuk membina diri. Sekarang orang belajar bertujuan untuk memperlihatkan diri kepada orang lain” (Lunyu XIV: 24).
• ”Seorang Junzi meluaskan pengetahuannya dengan mempelajari Kitab-kitab dan membatasi diri dengan Kesusilaan. Dengan demikian ia tidak sampai melanggar Kebajikan” (Lunyu VI:27).
• “Belajar dan selalu dilatih tidakkah itu menyenangkan? Kawankawan datang dari tepat jauh, tidakkah itu membahagiakan? Sekalipun orang tidak mau tahu (tentang apa yang kita lakukan) tidak menyesali, bukankah itu sifat seorang Junzi?” (Lunyu 1: 1).
• Nabi bersabda, “Belajar tanpa berpikir sia-sia; berpikir tanpa belajar berbahaya” (Lunyu II: 15).
• “Di dalam diam melakukan renungan, belajar tidak merasa jemu dan mengajar orang lain tidak merasa capaI” (Lunyu VII: 2).
• Nabi bersabda, “Aku bukanlah pandai sejak lahir, melainkan aku menyukai ajaran-ajaran kuno dan dengan giat mempelajarinya” (Lunyu VII: 20).

4. Jelaskan kembali apa yang dimaksud dengan menegakkan jasa, dan bagaimana caranya.

Jawaban :

• Hidup manusia di atas dunia ini adalah mengemban Firman Suci Tuhan, yaitu untuk menegakkan nilai-nilai luhur kemanusiaan kita, menembangkan kebajikan. Hal itu mengandung makna bahwa kita memiliki nilai positif terhadap masyarakat dan lingkungan dimana kita hidup. Kita wajib untuk senantiasa berusaha dapat berbuat untuk orang lain, seperti diajarkan nabi Kongzi, ”Orang yang mengutakan nama baik akan berbuat bnyak bagi orang lain, orang yang tidak mengutamakan nama baik akan berbuat banyak bagi diri sendiri.”

• ”Seorang Junzi tidak hanya khawatir setelah mati namanya tidak disebut-sebut lagi.”(Lunyu XV: 20)

• Ayat di atas menekankan bahwa menjadi kewajiban semua orang untuk memaknai hidupnya di atas dunia ini (menegakkan jasa). Inilah perwujudan dari satya kepada Tuhan, dan perwujudan cintanya terhadap sesama manusia.

5. Tuliskan kembali ayat suci (sabda nabi Kongzi) terkait dengan sikap sederhana dan suka mengalah.

Jawaban :
• “Orang yang berperi cinta kasih itu mencintai sesama manusia, yang berkesusilaan itu menghormati sesama manusia.yang mencintai sesama manusia, niscaya akan selalu dicintai orang. yang menghormati sesama manusia, niscaya akan selalu dihormati orang” (Mengzi IVB: 28)
• “Biar mempunyai kepandaian sebagai pangeran Zhou, bila ia sombong dan tamak, sesungguhnya belum patut di pandang” (Lunyu VIII: 11).
• “Seorang susilawan itu berwibawa (agung) tetapi tidak congkak, seorang rendah budi itu congkak tetapi tidak berwibawa” (Lunyu XIII: 26).
• “Cakap tetapi suka bertanya kepada yang tidak cakap; berpengetahuan luas, tetapi suka bertanya kepada yang kurang pengetahuan; berkepandaian tetapi kelihatan tidak pandai; berisi tetapi nampak kosong; tidak mendendam atas perbuatan orang lain; dahulu aku mempunyai seorang teman yang dapat melakukan itu.” Zengzi hendak menyebutkan tentang Yan Hui” (Lunyu VIII: 5).
• “Seorang Junzi tidak mau berebut, kalau berebut itu hanya pada saat berlomba memanah. Mereka menghormat dengan cara Yi, lalu naik ke panggung dan berlomba kemudian turun yang kalah meminum anggur. Meskipun berebut tetap seorang Junzi” (Lunyu III: 7).


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 7 Agama Konghucu dan Budi Pekerti"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel