Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 6 Agama Konghucu dan Budi Pekerti



Bubur Encer Tertumpah


Dalam pengembaraannya yang panjang, tidak jarang Sheng Ren Kongzi dan murid-muridnya terlantar dan kesulitan makanan. Apalagi di masa itu sering terjadi paceklik dan musim kering berkepanjangan. Pernah suatu ketika mereka tiba di sebuah perkampungan yang sepi, jarang penghuninya. Seluruh anggota rombongan sudah sangat kelaparan. Hampir dua hari mereka belum mendapatkan makanan secuil pun. 

Beruntung ada seorang petani yang berbaik hati menolong mereka. Meski musim paceklik dan stok berasnya tinggal sedikit, si petani masih mau menolong memberikan segantang beras Kongzi pun mengucapkan terima kasih dan kemudian menyuruh Yan Yuan untuk membuat bubur encer, agar beras yang cuma semangkuk itu bisa dinikmati seluruh anggota rombongan yang berjumlah cukup banyak.

Segera Yan Yuan dan saudara seperguruannya berbagi tugas. Yan Yuan menyiapkan alat masak, saudaranya yang lain sibuk mencari kayu bakar. Setelah kayu bakar cukup tersedia, mulailah Yan Yuan memasak di dapur, yang berada di bagian belakang rumah Sang Petani. Sambil menunggu buburnya masak, Kongzi mengajar murid-murid yang lain di halaman depan rumah. Sementara Yan Yuan sendirian di dapur. Memasak dan menyiapkan makanan untuk semuanya. Bubur encer itu pun mulai matang. Saking encernya, cukup banyak yang meluber dan tertumpah. Yan Yuan pun lalu mengambil inisiatif. Tumpahan bubur itu lalu dikumpulkan di mangkuk dan dimakannya. Ia merasa sayang, karena jumlah buburnya meski sudah dibuat seencer mungkin, tetap tidak sebanding dengan jumlah saudara seperguruannya. Daripada ada bubur yang mubazir terbuang percuma, ia rela mengalah mengambil jatah bubur yang tertumpah dan sedikit kotor.

Saat Yan Yuan sedang memakan buburnya, Kongzi yang sengaja masuk ke belakang untuk mengecek tugas muridnya, kebetulan melihat Yan Yuan saat sedang memakan bubur. Betapa kecewanya Sang Guru, murid yang paling pintar, paling dikasihi, yang dianggap paling tahu tata karma, tata susila, telah berani makan bubur tanpa izin dan bahkan berani mendahului guru dan saudara-saudaranya. Yan Yuan terdiam ketika Sang Guru Besar memarahinya. Rasa hormatnya yang amat tinggi membuatnya tak berani membantah. Yang amat tinggi membuatnya tak berani membantah. Namun Kongzi bisa membaca wajah Yan Yuan. Pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan murid kesayangannya itu. Dalam hatinya ia pun ragu Yan Yuan berani melakukan tindakan tak terpuji. Dengan lembut ia berkata, “Yan Yuan, adakah sesuatu yang ingin kamu sampaikan? Bicaralah yang jujur, terus terang dan apa adanya.”

Setelah memberi hormat kepada Sang Guru, Yan Yuan menerangkan keadaan yang sebenarnya. Kongzi pun menyesalinya. Dengan jiwa besar, Sang Guru Agung itu meminta maaf kepada muridnya. Kongzi telah salah sangka menilai murid terbaiknya itu. Meski telah melihat dengan mata kepala sendiri. Menyaksikan sendiri secara langsung, namun yang dilihtanya hanyalah sepotong peristiwa. Hanya sebagian kecil dari sebuah rangkaian peristiwa yang utuh.

Sang Bijak pun tersadar dan berujar, “Mendengar sesuatu dari orang lain, jauh dari cukup. Mendengar sendiri, masih juga belum cukup. Melihat dengan mata kepala sendiri pun, jika hanya sebagian, belumlah cukup. Bahkan terkadang bisa sangat berbahaya. Maka seorang Junzi selalu meneliti hakikat perkara,” kata Kongzi setelah menyadari kekeliruannya.

“Guru, seorang yang sangat bijaksana seperti Sheng Ren Kongzi pun ternyata masih bisa keliru. Mengapa hal itu bisa terjadi,” tanya sang putra mahkota pada gurunya. “Seorang nabi, seorang besar, seorang bijaksana, tidaklah serta merta terlahir sempurna. Ada sebuah proses yang harus dilalui. Namun di sinilah letak perbedaannya. Perjalannya seorang Junzi dari bawah ke atas. Sementara Xiao Ren (orang yang rendah budi) dari atas ke bawah,” jawab gurunya. 

“Mengetahui diri bersalah dan kemudian mau dan berani mengoreksi diri, itu belum merupakan kesalahan. Bersalah tetapi tidak mau mengoreksi diri dan tidak mau belajar, itulah kesalahan yang sesungguhnya. Ingatlah baik-baik hal itu muridku. Contohlah Sheng Ren Kongzi. Meskipun keagungannya terkenal beribu-ribu mil jauhnya. Namanya harum beriburibu tahun lamanya, namun beliau tetap rendah hati, berjiwa ksatria dan berani mengakui diri kalau keliru, sekaligus berani memohon maaf secara terbuka. Itulah sikap dari orang yang sungguh-sungguh besar dan sempurna”, nasihat Sang Guru Bijak kepada muridnya Sang Putra Mahkota.

“Muridku, suatu saat engkau akan menjadi pemimpin, menjadi rajayang dihormati orang banyak. Jadilah engkau raja yang besar. Besar dalam artian yang sesungguhnya. Bukan sekadar berprestasi dan mampu membawa bangsa menuju keagungan belaka, tapi besar juga sebagai pribadi. Terus belajar, melakukan intorspeksi diri setiap hari. Berani secara terbuka mengakui kekurangan dan berani pula untuk meminta maaf terhadap rakyat kecil sekalian.” 

“Muridku tirulah Kongzi. Besar bukan karena kebijaksanaannya belaka, tapi besar pula karena kerendahan hati dan keberaniannya hati keberaniannya meminta maaf,” nasihat penutup Sang Guru kepada murid terkasihnya.

Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 6 Agama Konghucu dan Budi Pekerti
Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 6 Agama Konghucu dan Budi Pekerti
Tes Tertulis
• Bentuk Soal Pilihan Ganda

1. Arti dari kata Junzi adalah....

a. Putera Langit 
b. Putera Tuhan 
c. Putera Raja
d. Putera Tunggal

2. Secara imani Junzi diartikan sebagai....

a. Putera Tunggal 
b. Seorang Susilawan 
c. Putera Tuhan
d. Seorang rendah budi

3. Kebalikan dari Junzi adalah Xiao ren yang berarti....

a. Putera Tunggal 
b. Seorang Susilawan 
c. Putera Tuhan
d. Seorang rendah budi

4. Dibawah ini adalah prinsif utama seorang Junzi, kecuali....

a. Berubah jadi lebih baik 
b. Kebenaran ditempat teratas 
c. Menjadi kaya
d. Memimpin diri sendiri

5. Nabi Kongzi bersabda :” Ada tiga hal yang sangat diperhatikan oleh seorang Junzi. Pada waktu muda dikala semangat masih berkobarkobar, ia berhati-hati di dalam masalah asmara; setelah cukup dewasa dikala badan sedang kuat-kuatnya dan semangat membaja, ia menjaga diri terhadap perselisihan; dan setelah tua di kala semangat sudah lemah, ia hati-hati terhadap ....?” kata yang tepat untuk melengkapi ayat tersebut adalah....

a. Ketamakan 
b. Permusuhan 
c. Kekayaan
d. Kejujuran

6. Dalam Sabda nabi Kongzi ada sembilan hal yang dipikirkan seorang Junzi, dimana tentang melihat sesuatu sudahkah benar-benar....

a. Jelas 
b. Hormat 
c. Terang
d. Satya

7. Tentang mendengar sesuatu sudahkah benar-benar....

a. Jelas 
b. Hormat 
c. Terang
d. Satya

8. Tentang sikapnya selalu dipikirkan sudahkah benar-benar....

a. Jelas 
b. Hormat 
c. Terang
d. Satya

9. Tentang kata katanya selalu diperhatikan sudahkah penuh....

a. Jelas 
b. Hormat 
c. Terang
d. Satya

10. Didalam melihat keuntungan sudahkah sesuai dengan....

a.Kebenaran 
c. Sungguh- sungguh
b. Terang 
d. Jelas

• Bentuk Soal Uraian

1. Apa arti kata Junzi berdasarkan karakter huruf?

Jawaban :
Junzi secara harafiah diartikan: “Jun” berarti raja dan “Zi” berarti putera/anak, maka Junzi secara harfiah berarti “Anak/Putera Raja”, Kata ‘Junzi’ telah digunakan jauh sebelum Nabi Kongzi hidup untuk menunjukan keluarga bangsawan.

2. Bagaimana pandangan Nabi Kongzi tentang arti Junzi?

Jawaban :

Nabi Kongzi menekankan bahwa kata Junzi tidak hanya dimaksudkan kepada mereka yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi, apalagi jika hanya dikhususkan bagi seorang putera raja. Junzi menurut
nabi Kongzi adalah tingkat moralitas seseorang, dan sama sekali bukan tingkat status sosial seseorang. Selanjutnya, kata Junzi berarti seseorang yang telah mencapai tingkat moral dan intelektual yang tinggi. Dengan kata lain Junzi dapat diartikan sebagai seorang susilawan atau paripurna.

3. Tuliskan sabda Nabi Kongzi terkait dengan seorang Junzi senantiasa menuntut diri sendiri.

Jawaban :
Nabi Kongzi bersabda: “Seorang Junzi menuntut diri sendiri, seorang rendah budi menuntut orang lain” (Lunyu XV:20).

4. Sebutkan sembilan hal yang selalu dipikirkan seorang Junzi!

Jawaban :
• Tentang melihat sesuatu selalu dipikirkan sudahkah benar-benar terang.
• Tentang mendengar sesuatu selalu dipikirkan sudahkah benarbenar jelas.
• Tentang wajahnya selalu dipikirkan sudahkah ramah tamah.
• Tentang sikapnya selalu dipikirkan sudahkah penuh hormat.
• Tentang kata-katanya selalu dipikirkan sudahkah penuh satya.
• Tentang pekerjaannya selalu dipikirkan sudahkah dilakukan dengan sungguh-sungguh.
• Di dalam menjumpai keragu-raguan selalu dipikirkan sudahkah dapat bertanya baik-baik.
• Di dalam marah selalu dipikirkan benar-benar kesukaran yang diakibatkannya.
• Di dalam melihat keuntungan selalu dipikirkan sudahkah sesuai dengan kebenaran.

5. Sebutkan tiga hal yang diperhatikan seorang Junzi.

Jawaban :
• Pada waktu muda dikala semangat masih berkobar-kobar, ia berhati-hati di dalam masalah asmara.
• Setelah cukup dewasa dikala badan sedang kuat-kuatnya dan semangat membaja, ia menjaga diri terhadap perselisihan.
• Setelah tua di kala semangat sudah lemah, ia hati-hati terhadap ketamakan

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 6 Agama Konghucu dan Budi Pekerti"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel