Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 4 Agama Konghucu dan Budi Pekerti



"Semangat ”Dupa”

Orang mungkin sangat familiar dengan semangat ”lilin” yang rela hancur untuk menerangi kegelapan. Namun patut untuk direnungkan serta diresapi pula, makna dari semangat ”dupa.” Lilin, betul rela meleleh menerangi kegelapan, namun demikian setidaknya ada dua hal yang patut dibandingkan: pertama, orang pasti tahu sumber cahaya yang menerangi kegelapan tersebut dan kedua, begitu sang lilin habis, kegelapan kembali langsung terjadi lagi. Lain dengan dupa, ketika menebar harum semerbak tak jarang orang tak tahu akan sumbernya ada dimana, dan walau sudah habis terbakar menjadi abu, bisakah kita pungkiri keharumannya masih tersisa serta tetap meninggalkan kesan?

Demikian kita sebagai umat manusia yang beriman, mampukah menyingkapi semangat dupa ini dalam realitas amal perbuatan sehari-hari, sehingga dalam setiap langkah melakukan kebaikan tidak selalu harus diketahui bahwa akulah sang pelakunya untuk (apapun motifnya) beroleh penghargaan. Mampukah kita dalam tingkah laku kita meninggalkan keharuman yang masih mengesankan walaupun badan ini telah berkalang tanah?

Bingcu mengatakan bahwa watak sejati manusia itu baik.(Mengzi III A :1).

Hidup manusia difitrahkan lurus, kalau tidak lurus tetapi terpelihara juga kehidupannya, itu hanya kebetulan.(Lunyu VI :19).

Cinta kasih itulah kemanusiaan, dan kalau kata itu telah menyatu dengan perbuatan, itulah Jalan Suci. (Mengzi VII B : 16).

Spirit dari perumpamaan tadi ialah merupakan simbol dari sifat luhur kemanusiaan kita sendiri. Dalam agama Khonghucu kita sebut kebajikan watak sejati insani. Kelurusan kodrat dan fitrah watak sejati inilah jika disimbolkan sebagai ’haum-semerbak’ dupa yang dibakar, memang tidak diketahui, bahkan tidak memiliki ego untuk ingin diketahui. Karena memang pengembangan keharuman kebajikan, katakanlah amal perbuatan yang baik, menolong sesama dan lain-lain kebaikannya, memang merupakan fitrah insani, kodrat dan kewajaran tiap manusia dalam hidupnya. Sebab watak sejati tak lain dari Firman Tian itu sendiri. Tekun hidup sesuai firman, memberikan diri banyak bahagia. (Mengzi IV A : 4).

Adapun kebahagiaan yang sejati itu datang dari firman-Nya juga, bukan atas permintaan ego manusia. Dengan ikhlas beriman dan hidup dalam jalan suci- hidup sesuai firman Tian (Tian Ming), hidup ini akan dirasakan penuh berkat dan bahagia. Orang yang sungguh-sungguh sepenuh hati menempuh jalan suci lalu mati, ia lurus di dalam firman. (Mengzi VII A : 2).

Seorang kuncu tidak hanya kuatir setelah mati namanya tidak disebutsebut lagi. (Lunyu XV : 20).

Demikianlah keharuman perbuatan dalam jalan suci, biarpun sampai badan berkalang tanah tetap terjaga kelurusan diri kita di dalam firman, inilah sumber kebahagiaan yang sejati. Oleh karenanya, insan beriman itu bukan sekedar ingin disebut-sebut setelah ia mati, namun justru sepanjang hidupnya senantiasa berusaha mengisi dengan keharuman kebajikan, tanpa pamrih dan keinginan akan diketahui, tetapi karena sadar inilah fitrah kita.

Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 4 Agama Konghucu dan Budi Pekerti
Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 4 Agama Konghucu dan Budi Pekerti


Tes Tertulis
• Bentuk Soal Pilihan Ganda

1. Dupa atau xiang mengandung arti....

a. Wangi/ harum 
b. Berkah 
c. Suci
d. Lurus

2. Dibawah ini adalah fungsi membakar dupa, kecuali....

a. Menentramkan pikiran 
b. Mengusir hawa jahat 
c. Mendatangkan kekayaan
d. Mengukur waktu

3. Dupa yang digunakan untuk sembahyang upacara duka adakah dupa bergagang....

a. Merah 
b. Hijau 
c. Besar
d. Tidak bergagang

4. Dupa yang digunakan untuk sembahyang pada umumnya adalah dupa bergagang....

a. Merah 
b. Hijau 
c. Besar
d. Tidak bergagang

5. Dupa yang digunakan untuk sembahyang besar adalah dupa bergagang....

a. Merah 
b. Hijau 
c. Besar
d. Tidak bergagang

6. Sebagai sarana persembahyangan menggenapi laku bakti dalam kesusilaan, yang mewujudkan kesadaran manusia atas makna kehidupan dunia akhirat atas daya hidup duniawi dan rohani yang menjadi kodrati manusia adalah disebut....

a. Makna meja abu 
b. Fungsi dupa 
c. fungsi meja abu
d. Manfaat dupa

7. Meja abu leluhur berbentuk persegi panjang disebut....

a. Zhu Zhuo 
b. Zhu Tai d
c. Ji Zhuo
d. Zhuo Wei

8. Meja abu leluhur berbentuk persegi panjang disebut....

a. Zhu Zhuo
b. Zhu Tai 
c. Ji Zhuo
d. Zhuo Wei

9. Tempat menancapkan lilin disebut....

a. Zhu Zhuo
b. Zhu Tai 
c. Ji Zhuo
d. Zhuo Wei

10. Kain tabir meja abu leluhur disebut....

a. Zhu Zhuo
b. Zhu Tai 
c. Ji Zhuo
d. Zhuo Wei

• Bentuk Soal Uraian
1. Tuliskan makna dari membakar dupa/xiang?

Jawaban:

-- Dupa atau Xiang (香) berarti harum, yaitu bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap yang berbau harum/sedap. Membakar Dupa atau Xiang mengandung makna; ”Jalan Suci itu berasal dari kesatuan hatiku, Hatiku dibawa melalui keharuman dupa.”

2. Tuliskan macam-macam dupa/xiang?

Jawaban:
-- Dupa Bergagang Hijau. Digunakan khusus untuk bersembahyang di hadapan jenazah keluarga sendiri.
-- Dupa Bergagang Merah. Digunakan untuk bersembahyang pada umumnya
-- Dupa Besar Bergagang Panjang. Disebut juga Gong Xiang. Digunakan khusus pada sembahyang besar.
-- Dupa Yang Tidak Bergagang

3. Jelaskan cara penancapan dupa/xiang berjumlah 9 batang!

Jawaban:

Sembilan Batang Dupa 
Untuk penancapan sembilan batang dupa ini penancapannya sama seperti penancapan tiga batang dupa, yaitu ditancapkan tiga kali (tengah, kiri, kanan), hanya setiap kali penancapan masing-masing tiga batang.

4. Jelaskan fungsi meja abu/altar leluhur bagi keluarga Khonghucu!

Jawaban:
Makna meja abu/altar leluhur adalah sebagai sarana persembahyangan menggenapi laku Bakti dalam kesusilaan. Mewujudkan kesadaran manusia atas makna kehidupan dunia akhirat atas daya hidup duniawi dan rohani yang menjadi kodrati manusia.

5. Jelaskan makna meja abu/altar leluhur!

Jawaban:
Fungsinya sungguh sangat mulia bagi, nyaitu sebagai tempat keluarga disatukan dalam melaksanakan peribadahan. Biasanya meja ubu (altar leluhur) ada di rumah utama, ini menjadi semakin penting mengingat iman Khonghucu menyebutkan kepala keluarga adalah juga sebagai pimpinan rohani keluarga. Selain itu meja abu juga digunakan sebagai tempat melakukan “melakukan renungan” (Mo Shi) agar senantiasa hidup di jalan suci sehingga tidak memalukan para leluhur yang telah mendahului (menengadah tidak malu kepada Tuhan, menunduk tidak malu kepada sesama manusia), yang merupakan puncak dari laku Bakti.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pembahasan Soal Kelas 8 BAB 4 Agama Konghucu dan Budi Pekerti"

Post a Comment

Harap Komentar Dengan Sopan dan Tidak Mengandung SARA atau SPAM
Untuk pasang Iklan contact stefanikristina@gmail.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel